Read Time:1 Minute, 55 Second

Ilmuwan Northwestern Medicine, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, telah menemukan dua terapi yang dapat memperlambat perkembangan leukemia pada anak-anak. Hasil ujicobanya pada tikus itu dipublikasinya dalam Jurnal Genes & Development.

Dalam studi tersebut, peneliti berhasil menghambat protein utama yang bertanggung jawab untuk mixed linked leukemia (MLL) sehingga stabil. Selama 25 tahun terakhir, Profesor Ali Shilatifard, ahli Genetika dan Pediatri Molekuler, telah mempelajari fungsi molekuler MLL dalam kompleknya yang dikenal sebagai COMPASS (complex proteins associated with set1).

Ada beberapa jenis leukemia. namun studi itu berfokus pada dua yang paling umum ditemukan pada bayi melalui remaja: leukemia myeloid akut (AML) dan leukemia limfositik akut (ALL).

Baru-baru ini, seperti dikutip situs sciencedaily.com (21/12/2018), ditunjukkan bahwa komponen COMPASS adalah salah satu mutasi kanker yang paling sering diidentifikasi. Langkah selanjutnya dari pekerjaan ini adalah menciptakan obat untuk segera diuji klinis. Uji klinis diperkirakan Shilatifard akan terjadi dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

“Saya telah mengerjakan translokasi ini selama lebih dari dua dekade, dan kami akhirnya pada titik di mana dalam lima hingga 10 tahun, kami bisa mendapatkan obat pada anak-anak yang menderita leukemia secara lebih efektif,” kata Shilatifard.

“Jika kita bisa membawa tingkat kelangsungan hidup hingga 85 persen, itu adalah pencapaian besar.”

Penelitian sebelumnya dari laboratorium Shilatifard yang diterbitkan di Cell pada tahun 2018 mengidentifikasi senyawa yang dapat memperlambat pertumbuhan kanker dengan mengganggu proses transkripsi gen yang dikenal sebagai  super elongation complex (SEC). Itu adalah senyawa pertama di kelasnya yang melakukan itu.

Menurut rekan Shilatifard, Zibo Zhao, proses stabilisasi MLL yang ditemukan itu  berpotensi dapat bekerja pula pada kanker dengan tumor padat, seperti kanker payudara atau kanker prostat.

“Ini membuka pendekatan terapi baru tidak hanya untuk leukemia – yang sangat penting bagi banyak anak-anak yang didiagnosis dengan kanker yang mengerikan ini – tetapi juga untuk jenis kanker lain yang mengganggu,” kata Zhao.

Penderita MLL dengan leukemia translokasi memiliki harapan hidup yang kecil, yaitu 30 persen.

Pasien dengan leukemia memiliki persentase sel darah merah yang sangat rendah, sehingga kerap mengalami anemia. Selain itu, memiliki sekitar 80 kali lebih banyak sel darah putih daripada orang tanpa kanker.

“Sel-sel darah putih ini menyusup ke banyak jaringan dan organ orang-orang yang terkena dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien leukemia,” kata Shilatifard. “Ini adalah kanker monster yang telah kita tangani selama bertahun-tahun pada anak-anak.”

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Rekor MURI Pecah di Acara Kecap ABC
Next post Jahja Setiatmadja Terpilih Jadi Most Admired CEO 2018 versi Warta Ekonomi