Ilmuwan Northwestern Medicine, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, telah menemukan dua terapi yang dapat memperlambat perkembangan leukemia pada anak-anak. Hasil ujicobanya pada tikus itu dipublikasinya dalam Jurnal Genes & Development.
Dalam studi tersebut, peneliti berhasil menghambat protein utama yang bertanggung jawab untuk mixed linked leukemia (MLL) sehingga stabil. Selama 25 tahun terakhir, Profesor Ali Shilatifard, ahli Genetika dan Pediatri Molekuler, telah mempelajari fungsi molekuler MLL dalam kompleknya yang dikenal sebagai COMPASS (complex proteins associated with set1).
Ada beberapa jenis leukemia. namun studi itu berfokus pada dua yang paling umum ditemukan pada bayi melalui remaja: leukemia myeloid akut (AML) dan leukemia limfositik akut (ALL).
Baru-baru ini, seperti dikutip situs sciencedaily.com (21/12/2018), ditunjukkan bahwa komponen COMPASS adalah salah satu mutasi kanker yang paling sering diidentifikasi. Langkah selanjutnya dari pekerjaan ini adalah menciptakan obat untuk segera diuji klinis. Uji klinis diperkirakan Shilatifard akan terjadi dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
“Saya telah mengerjakan translokasi ini selama lebih dari dua dekade, dan kami akhirnya pada titik di mana dalam lima hingga 10 tahun, kami bisa mendapatkan obat pada anak-anak yang menderita leukemia secara lebih efektif,” kata Shilatifard.
“Jika kita bisa membawa tingkat kelangsungan hidup hingga 85 persen, itu adalah pencapaian besar.”
Penelitian sebelumnya dari laboratorium Shilatifard yang diterbitkan di Cell pada tahun 2018 mengidentifikasi senyawa yang dapat memperlambat pertumbuhan kanker dengan mengganggu proses transkripsi gen yang dikenal sebagai super elongation complex (SEC). Itu adalah senyawa pertama di kelasnya yang melakukan itu.
Menurut rekan Shilatifard, Zibo Zhao, proses stabilisasi MLL yang ditemukan itu berpotensi dapat bekerja pula pada kanker dengan tumor padat, seperti kanker payudara atau kanker prostat.
“Ini membuka pendekatan terapi baru tidak hanya untuk leukemia – yang sangat penting bagi banyak anak-anak yang didiagnosis dengan kanker yang mengerikan ini – tetapi juga untuk jenis kanker lain yang mengganggu,” kata Zhao.
Penderita MLL dengan leukemia translokasi memiliki harapan hidup yang kecil, yaitu 30 persen.
Pasien dengan leukemia memiliki persentase sel darah merah yang sangat rendah, sehingga kerap mengalami anemia. Selain itu, memiliki sekitar 80 kali lebih banyak sel darah putih daripada orang tanpa kanker.
“Sel-sel darah putih ini menyusup ke banyak jaringan dan organ orang-orang yang terkena dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien leukemia,” kata Shilatifard. “Ini adalah kanker monster yang telah kita tangani selama bertahun-tahun pada anak-anak.”
Berita Lainnya
Jaga Trigliserida Agar Jantung Tetap Aman
WARTABUGAR - Trigliserida merupakan bagian dari kolesterol selain kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). ketiganya berperan dalam kesehatan jantung....
Ini USG Terbaru Buatan Philips
WARTABUGAR - Royal Philips, salah satu perusahaan teknologi kesehatan, memperkenalkan sistem ultrasonografi ringkas generasi terbaru, seri Compact 5000 pada lokakarya...
ERHA Tak Mau Ketinggalan, Ikut Lakukan Transformasi Digital
WARTABUGAR- Arya Noble, perusahaan layanan kesehatan dan kewirausahaan di Indonesia, telah memulai perjalanan digital transformatif yang didukung oleh RISE with...
Sutra Luncurkan Kondom Terbaru, Lebih Tipis dan Basah
WARTABUGAR - Untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam urusan privat, Sutra, salah satu Brand Kondom di Indonesia, mempersembahkan inovasi terbarunya -...
Teknologi AI Berperan Dalam Pengembangan aRumah Sakit
WARTABUGAR - Penyedia layanan kesehatan di Indonesia telah merespons era digital dengan beralih dari sistem konvensional ke sistem digital. Menurut...
Awas Pneumonia Banyak Menyerang Anak-anak, Lakukan Segera Vaksinasi
WARTABUGAR - Pneumonia sebagai salah satu penyakit invasif yang menyerang paru-paru memiliki konsekuensi jangka panjang bagi penderitanya, termasuk menurunnya fungsi...