Read Time:1 Minute, 31 Second

Banyak cara orang untuk mencegah penularan HIV/AIDS (human immunoeficiencey virus/acquired immune deficiency syndrome). Misalnya dengan menggunakan kondom.

Namun kini ada cara baru untuk mencegah penyakit sangat mematikan. Yaitu dengan metode pre-exposure prophylaxis (PrEP). PrEP mengacu kepada penggunaan obat antiretroviral bagi orang berstatus HIV-negatif sebelum perilaku risiko untuk mencegah infeksi HIV.

Dalam keterangan persnya (22/6/2019), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan PrEP sebagai pilihan pencegahan tambahan bagi orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV, dengan dikombinasikan dengan upaya pencegahan HIV lainnya.

Untuk memfasilitasi diskusi komprehensif mengenai PrEP dan kemungkinannya untuk diterapkan di Indonesia, Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) Indonesia menyelenggarakan “Indonesian Symposium on PrEP” untuk pertama kalinya pada 21-22 Juni 2019 di Jakarta.

Krittayawan (Tina) Boonto, Direktur UNAIDS Indonesia dalam pidato pembukaannya di Simposium ini, mengatakan bahwa diminum sekali sehari, PrEP sangat direkomendasikan bagi orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi HIV.

“PrEP telah tersedia di banyak negara dalam tahap implementasi yang berbeda, termasuk negara tetangga di Asia Pasifik. Australia, Thailand dan Vietnam misalnya, telah berhasil mengimplementasikan PrEP dengan tingkat kesuksesan yang tinggi. Sementara di negara lain misalnya Filipina, India, dan Malaysia, PrEP telah berada dalam tahap piloting dan scaling-up,” kata Krittayawan.

PrEP saat ini belum tersedia di Indonesia. Namun demikian, keingintahuan mengenai PrEP terus meningkat, dibuktikan dengan antusiasme para peserta dalam acara “1st Indonesian Symposium on PrEP”.

Secara umum, populasi kunci yang terdampak HIV di Indonesia telah mendengar mengenai kelebihan PrEP namun tidak mengetahui bagaimana caranya mengakses program PrEP.

Mereka pun berharap agar PrEP segera dapat tersedia di Indonesia, untuk menyediakan pilihan efektif dalam mencegah infeksi HIV. Di samping berbagai kelebihannya, implementasi PrEP di Indonesia memiliki berbagai tantangan dalam perencanaan, manajemen, serta pendanaan dari strategi pencegahannya.

Kementerian Kesehatan, WHO dan UNAIDS telah menyetujui rencana data modelling untuk mengukur potensi dampak implementasi PrEP di Indonesia. (usy)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post MMA Selenggarakan MMA Smarties Award. Tertarik Ikut?
Listing dua sukuk Indonesia di Dubai Next post Listing Dua Sukuk Hijau Pemerintah Dirayakan di Dubai