Banyak cara orang untuk mencegah penularan HIV/AIDS (human immunoeficiencey virus/acquired immune deficiency syndrome). Misalnya dengan menggunakan kondom.
Namun kini ada cara baru untuk mencegah penyakit sangat mematikan. Yaitu dengan metode pre-exposure prophylaxis (PrEP). PrEP mengacu kepada penggunaan obat antiretroviral bagi orang berstatus HIV-negatif sebelum perilaku risiko untuk mencegah infeksi HIV.
Dalam keterangan persnya (22/6/2019), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan PrEP sebagai pilihan pencegahan tambahan bagi orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV, dengan dikombinasikan dengan upaya pencegahan HIV lainnya.
Untuk memfasilitasi diskusi komprehensif mengenai PrEP dan kemungkinannya untuk diterapkan di Indonesia, Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) Indonesia menyelenggarakan “Indonesian Symposium on PrEP” untuk pertama kalinya pada 21-22 Juni 2019 di Jakarta.
Krittayawan (Tina) Boonto, Direktur UNAIDS Indonesia dalam pidato pembukaannya di Simposium ini, mengatakan bahwa diminum sekali sehari, PrEP sangat direkomendasikan bagi orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi HIV.
“PrEP telah tersedia di banyak negara dalam tahap implementasi yang berbeda, termasuk negara tetangga di Asia Pasifik. Australia, Thailand dan Vietnam misalnya, telah berhasil mengimplementasikan PrEP dengan tingkat kesuksesan yang tinggi. Sementara di negara lain misalnya Filipina, India, dan Malaysia, PrEP telah berada dalam tahap piloting dan scaling-up,” kata Krittayawan.
PrEP saat ini belum tersedia di Indonesia. Namun demikian, keingintahuan mengenai PrEP terus meningkat, dibuktikan dengan antusiasme para peserta dalam acara “1st Indonesian Symposium on PrEP”.
Secara umum, populasi kunci yang terdampak HIV di Indonesia telah mendengar mengenai kelebihan PrEP namun tidak mengetahui bagaimana caranya mengakses program PrEP.
Mereka pun berharap agar PrEP segera dapat tersedia di Indonesia, untuk menyediakan pilihan efektif dalam mencegah infeksi HIV. Di samping berbagai kelebihannya, implementasi PrEP di Indonesia memiliki berbagai tantangan dalam perencanaan, manajemen, serta pendanaan dari strategi pencegahannya.
Kementerian Kesehatan, WHO dan UNAIDS telah menyetujui rencana data modelling untuk mengukur potensi dampak implementasi PrEP di Indonesia. (usy)
Berita Lainnya
Jaga Trigliserida Agar Jantung Tetap Aman
WARTABUGAR - Trigliserida merupakan bagian dari kolesterol selain kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). ketiganya berperan dalam kesehatan jantung....
Ini USG Terbaru Buatan Philips
WARTABUGAR - Royal Philips, salah satu perusahaan teknologi kesehatan, memperkenalkan sistem ultrasonografi ringkas generasi terbaru, seri Compact 5000 pada lokakarya...
ERHA Tak Mau Ketinggalan, Ikut Lakukan Transformasi Digital
WARTABUGAR- Arya Noble, perusahaan layanan kesehatan dan kewirausahaan di Indonesia, telah memulai perjalanan digital transformatif yang didukung oleh RISE with...
Sutra Luncurkan Kondom Terbaru, Lebih Tipis dan Basah
WARTABUGAR - Untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam urusan privat, Sutra, salah satu Brand Kondom di Indonesia, mempersembahkan inovasi terbarunya -...
Teknologi AI Berperan Dalam Pengembangan aRumah Sakit
WARTABUGAR - Penyedia layanan kesehatan di Indonesia telah merespons era digital dengan beralih dari sistem konvensional ke sistem digital. Menurut...
Awas Pneumonia Banyak Menyerang Anak-anak, Lakukan Segera Vaksinasi
WARTABUGAR - Pneumonia sebagai salah satu penyakit invasif yang menyerang paru-paru memiliki konsekuensi jangka panjang bagi penderitanya, termasuk menurunnya fungsi...