WARTABUGAR – Penyakit ginjal termasuk salah satu penyakit yang fatal akibatnya. Karena itu, perlu mengetahui apa saja gejala penyakit ginjal yang seringkali tidak terdeteksi sejak awal.
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Ginjal dan Hipertensi Universitas Gadjah Mada (UGM), Metalia Puspitasari menjelaskan, mortalitas penyakit ginjal terus meningkat setiap tahun. Penyakit ginjal diproyeksikan menjadi penyebab kematian nomor lima di tahun 2040 mendatang. Banyak yang tidak mengetahui penyakit ginjal ada dalam tubuh sebelum menjadi parah.
“Sepuluh persen orang yang mengalami gangguan ginjal itu adalah gangguan ginjal yang kronis atau yang sudah lama. 9 dari 10 orang tidak paham dan tidak mengetahui kalau ia mengalami gangguan ginjal,” jelas Meta dilansir dari kontan.co.id (15/3/2022).
Penyakit ginjal dapat dibagi menjadi dua, yaitu gangguan ginjal akut yang terjadi tiba-tiba, serta penyakit ginjal kronis atau yang sudah lama terjadi. Penyakit ginjal akut umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang minum, mengalami muntah hebat, diare yang menyebabkan dehidrasi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Sedangkan penyakit ginjal kronis disebabkan oleh penyakit bawaan lainnya yang bersifat jangka panjang, seperti hipertensi, diabetes, adanya infeksi yang tidak diobati secara efektif, hingga penyakit jantung. Penyakit kronis tersebut akan merusak dan menurunkan fungsi ginjal dari waktu ke wkatu.
Seseorang diduga menderita penyakit ginjal jika mengalami beberapa gejala, di antaranya seperti adanya pembengkakan pada bagian tubuh, mengalami anemia, wajah pucat, peningkatan tekanan darah, dan menurunnya frekuensi buang air kecil.
Meta menambahkan, pasien perlu melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menguji fungsi ginjal. Seperti di antaranya pemeriksaan darah untuk mendeteksi kadar ureum dan kreatinin, serta tes urine. Jika kadar kreatinin dalam darah tergolong tinggi, masa bisa jadi organ ginjal sedang mengalami gangguan.
Ada juga pemeriksaan elektrolit yang dapat menggambarkan kondisi kesehatan ginjal seseorang. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam.
“Selain dokter penyakit dalam, kita bisa berkonsultasi ke dokter penyakit dalam yang khusus konsultan ginjal dan hipertensi,” tutup Meta.
About Post Author
Berita Lainnya
Hati-hati Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Qoala Keluarkan Produk Asuransi Terbaru Untuk COVID-19
WARTABUGAR - Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di...
Cara-cara Ini Bisa Mencegah Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Apa Benar Produk Susu Bisa Sebabkan Kanker?
Sejauh ini banyak studi mengaaitkan produk susu dengan risiko terkena kanker masih tidak konsisten. Ada yang menunjukkan bahwa produk susu bisa menurunkan risiko terkena kanker kolorektal, kanker payudara, dan jenis kanker lain. Tetapi studi lain men unjukkan kaitan dengan kanker prostat.
Hore Fitofarmaka Bakal Masuk JKN
Obat modern asli Indonesia (OMAI) fitofarmaka rencananya akan masuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pasien Penderita Penyakit Jantung Boleh Mudik Asal Ikuti Tips Ini
WARTABUGAR - Hari raya idul fitri tinggal menghitung hari. Bagi pasien penyakit jantung yang ingin mudik ke kampung halaman, ada...