WARTABUGAR – Bekerja terlalu keras atau yang disebut dengan istilah overwork ternyata dapat menimbulkan risiko kematian cukup tinggi. Sebabnya, bekerja terlalu keras dapat memicu penyakit gagal jantung.
Dokter Spesialis Jantung dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), Andrianto menjelaskan, ketika seseorang bekerja terlalu keras, organ jantung juga akan bekerja lebih keras. Akibatnya, terjadi peningkatan beban kerja yang melampaui batas normal beban jantung.
JIka ini terjadi, maka jantung akan melakukan mekanisme kompensasi. Mekanisme kompensasi dilakukan dengan memberdayakan daya kerja cadangan jantung untuk menambal beban kerja yang berlebih tersebut.
“Pada titik tertentu mekanisme kompensasi jantung akan gagal dan jika terjadi overload maka hal ini bisa mengakibatkan gagal jantung,” kata Andrianto dilansir dari CNN Indonesia, (30/11/2021).
Ada dua kondisi gagal jantung yang bisa dialami, yaitu gagal jantung akut dan kronik. Gagal jantung akut terjadi pada seseorang yang tidak memiliki kelainan jantung, namun mendapati adanya gejala gagal jantung. Sementara gagal jantung kronik terjadi secara perlahan pada seseorang yang memang memiliki kelainan jantung, sehingga fungsi jantungnya akan terus menurun.
Menurut Andrianto, gagal jantung akut atau perburukan gagal jantung kronik dapat dipicu oleh aktivitas yang dilakukan secara berlebihan di luar porsi wajar, atau overwork. Maka dari itu, perlu menyeimbangkan kemampuan tubuh dengan aktivitas sehari-hari yang proporsional.
“Oleh karenanya diperlukan keseimbangan kemampuan dan beban tubuh utamanya organ jantung dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah terjadinya gagal jantung,” imbuhnya.
Andrianto menambahkan, untuk mencegah penyakit gagal jantung, masyarakat perlu menjaga kesehatan organ jantung. Caranya dengan perubahan pola hidup untuk mengendalikan faktor risiko penyebab gagal jantung, seperti hipertensi, jantung koroner, hiperkolesterol, obesitas, dan diabetes melitus.
Selain itu, kelola stres dengan baik, olahraga rutin, dan diet rendah lemak serta rendah garam. Hal yang juga tak kalah penting yaitu menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.
Andrianto juga menganjurkan untuk melakukan cek kesehatan secara rutin. Deteksi dini dapat mencegah terjadinya penyakit gagal jantung. Bagi yang mengalami penyakit kronis dan kelainan jantung agar tetap meminum obat secara rutin dan kontrol berkala.
“Check-up kesehatan regular baik sehat atau sakit, diagnosis dan pengobatan penyakit jantung yang tepat secara dini dapat mencegah kejadian gagal jantung yang membebani di kemudian hari,” tutup Andrianto.
About Post Author
Berita Lainnya
Hati-hati Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Qoala Keluarkan Produk Asuransi Terbaru Untuk COVID-19
WARTABUGAR - Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di...
Cara-cara Ini Bisa Mencegah Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Apa Benar Produk Susu Bisa Sebabkan Kanker?
Sejauh ini banyak studi mengaaitkan produk susu dengan risiko terkena kanker masih tidak konsisten. Ada yang menunjukkan bahwa produk susu bisa menurunkan risiko terkena kanker kolorektal, kanker payudara, dan jenis kanker lain. Tetapi studi lain men unjukkan kaitan dengan kanker prostat.
Hore Fitofarmaka Bakal Masuk JKN
Obat modern asli Indonesia (OMAI) fitofarmaka rencananya akan masuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pasien Penderita Penyakit Jantung Boleh Mudik Asal Ikuti Tips Ini
WARTABUGAR - Hari raya idul fitri tinggal menghitung hari. Bagi pasien penyakit jantung yang ingin mudik ke kampung halaman, ada...