Read Time:1 Minute, 55 Second

WARTABUGAR -Agar tetap sehat, pasien kanker paru perlu melakukan latihan fisik. Ada beberapa latihan yang dianjurkan oleh dokter untuk dilakukan secara rutin.

Staf Medis Divisi Kardiorespirasi Departemen Rehabilitasi Medik RSCM-FKUI, Dr. dr. Tresia Tambunan, Sp.KFR (K), menjelaskan, pasien kanker paru yang telah menjalani operasi biasanya akan merasakan hambatan pemulihan pasca operasi. Salah satunya merasa mudah lelah karena terlalu lama beristirahat, dan napas yang belum optimal.

“Ada beberapa latihan yang harus dilakukan, seperti latihan pernapasan, selain itu kami juga akan melakukan evaluasi kapasitas fungsional kardiorespirasi,” jelas dr. Tresia pada Webinar Gelar Sarasehan PKAT RSCM dalam rangka HUT RSCM Ke-102, (18/11/2021).

Ia menambahkan, selain latihan pasca operasi, latihan pra-operasi juga penting dilakukan untuk mengurangi komplikasi pasca operasi. Selain latihan pernapasan, dokter biasanya juga akan memberikan latihan pengembangan paru-paru dan latihan aerobik yang bisa dilakukan dengan berjalan kaki.

“Jenis latihan kita sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi pasien, prinsipnya untuk meningkatkan kapasitas fungsional jantung dan paru-paru pasien,” imbuh dr. Tresia.

Kanker paru-paru saat ini menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi di dunia. Setidaknya ada 2 juta kasus baru per tahunnya.

Deteksi dini kanker paru dapat dilakukan dengan skrining di rumah sakit berupa rontgen dada. Ada beberapa metode skrining yang memudahkan deteksi dini pada kanker paru-paru, salah satunya dengan metode minimal invasive menggunakan endobronchial ultrasound – radial probe yang saat ini baru tersedia di RSCM.

Ketua Research Group, Artificial Intelligence and Digital Health, The Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) FKUI, dr. Eric Daniel Tenda, DIC, PhD, Sp.PD FINASIM mengatakan, penyakit kanker paru merupakan angka yang paling tinggi prevalensinya dibanding angka keganasan lain.

“Berdasarkan data tahun 2018, kanker paru itu sekitar 14% diderita pria, dan masuk dalam kategori 5 besar penyebab kematian tertinggi,” pungkas dr. Eric.

Lebih lanjut dr. Eric menjelaskan, pada perokok, 90-96% kondisi sel paru-paru akan mengalami mutasi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

Sedangkan jika sudah berhenti merokok, sebanyak 20-40% sel paru-parunya akan mendekati normal dan memperbaiki jaringan untuk mencegah terjadinya kanker.

Sehingga, selain deteksi dini kanker paru-paru, tidak kalah penting untuk menghindari faktor-faktor eksternal yang dapat memicu kanker paru-paru, seperti merokok dan gaya hidup tidak sehat.

Pasien dengan faktor risiko tinggi seperti pernah mengalami riwayat penyakit paru juga dianjurkan untuk memeriksakan diri.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Peringati Hari Anak Sedunia, SGM Eksplor-Alfamidi Gelar Lomba Khusus Anak
Next post Tiga Perusahaan Korea Selatan Kembangkan Obat Penyakit Autoimun