Read Time:2 Minute, 21 Second

WARTABUGAR – Risiko stroke disebabkan konsumsi lemak ternyata bergantung pada jenis lemaknya, bukan seberapa banyak lemak yang masuk ke dalam tubuh. Penelitian terbaru menunjukkan, jenis lemak ini paling berpotensi meningkatkan risiko stroke.

Jenis lemak tersebut, dilansir dari laman NBC News, yaitu lemak hewani yang lebih tinggi timbulkan stroke dibandingkan dengan lemak nabati. Stroke yang menjadi penyebab kematian nomor lime di Amerika Serikat, telah lama ditelaah, mengingat pola makan masyarakat yang tidak begitu sehat.

Kepala Peneliti di Harvard T.H Chan School of Public Health Amerika Serikat, Fenglei Wang, mempresentasikan hasil penelitiannya pada Senin (8/11/2021) di Sesi Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika Serikat Tahun 2021. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi lemak hewani lebih tinggi kemungkinan terkena stroke ketimbang mereka yang mengonsumsi lemak nabati.

“Jika setiap orang bisa membuat modifikasi kecil, seperti mengurangi asupan daging merah dan olahan, implikasinya bagi kesehatan masyarakat akan sangat besar,” kata Wang dikutip NBC News, (8/11/2021).

Penelitian tersebut mengambil data selama 27 tahun dari 117.000 nakes yang bekerja di Amerika Serikat. Hasilnya, asupan lemak nabati yang lebih tinggi terkait dengan risiko stroke iskemik yang lebih rendah.

Peserta yang mengonsumsi banyak sayuran dan lemak tak jenuh seperti minyak zaitun, 12% lebih kecil risiko mengalami stroke dibanding peserta yang mengonsumsi lemak nabati dalam kadar yang lebih rendah.

Sedangkan bagi peserta yang memakan lemak hewani berupa daging merah dan daging olahan lebih tinggi risiko terkena stroke hingga 16%. Jumlah ini dibandingkan dengan peserta yang makan daging merah dengan jumlah lebih sedikit.

Ahli Gizi Knight Cardiovascular Institute di Oregon Health & Science University, Amerika Serikat, Tracy Severson mengungkapkan, pola makan vegetarian yang bersumber dari protein nabati bisa menjadi pilihan yang lebih sehat.

Contohnya kacang-kacangan sebagai pengganti daging, dapat mengurangi konsumsi kadar garam, gula, dan lemak jenuh yang biasa ditemui pada protein hewani.

Meski begitu, bukan berarti seseorang harus anti konsumsi daging. Dalam hal ini, yang terpenting melakukan substitusi serta mengurangi konsumsi lemak hewani.

“Saya tidak berpikir siapa pun perlu melihat ini dan menjadi vegan jika bukan itu yang ingin mereka lakukan, tetapi menukar bahkan satu kali makan daging merah seminggu dan menggantinya dengan pilihan vegetarian yang tidak diproses akan baik untuk kesehatan jantung,” jelas Severson.

Selain itu, penting juga untuk mengganti minyak yang digunakan untuk memasak. Minyak kelapa dan kelapa sawit lebih baik untuk menjaga kesehatan jantung dibandingkan minyak yang berasal dari hewan. Ahli gizi tersebut juga merekomendasikan penggunaan minyak zaitun, minyak jagung, serta minyak kedelai sebagai alternatif.

Lebih lanjut Severson menegaskan, tidak perlu diet yang sempurna, tetapi pintar-pintarlah memilih makanan untuk mencegah stroke. Meski seseorang memiliki faktor keturunan terkena penyakit kardiovaskular sekalipun, dengan pola makan yang sehat dan tepat, risiko tersebut dapat diturunkan secara signifikan.

“Bahkan jika Anda secara genetik cenderung terkena penyakit kardiovaskular seperti stroke, memiliki pola makan yang sehat dapat menurunkan risiko Anda ke risiko yang sama dengan seseorang yang tidak memiliki faktor risiko genetik,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Pohon cemara atasi kanker Previous post
Peluncuran changemaker BB) eh YABB Next post YABB Luncurkan Program Akses Air Minum Layak