WARTABUGAR – Di masa pandemi COVID-19, anak-anak tetap perlu bergerak aktif agar tetap sehat. Terlebih, saat menjalani proses belajar daring yang lebih banyak duduk di rumah. Salah satu olahraga yang menyenangkan untuk dilakukan anak yaitu gerakan senam.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), Dr Leny Pintowari, Sp.KO menjelaskan manfaat gerakan senam bagi anak. Menurutnya, anak usia sekolah perlu rutin bergerak setidaknya 60 menit setiap harinya, agar tumbung kembang optimal. Tidak hanya fisik, mental dan spiritual anak pun bisa berkembang dengan baik lewat olahraga.
Para Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) baru-baru ini merilis gerakan senam yang memasukkan unsur pengingat prokes 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan gaya hidup sehat ABC yakni Asupan nutrisi, Bergerak aktif, dan Ceria. Gerakan-gerakannya mudah diikuti anak di rumah.
“Gerakan ini berdurasi 12 menit sehingga dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari,” jelas Leny dalam Webinar Kampanye Senam 3M ABC Kemendikbudristek RI dan Kalbe Consumer Health, (5/11/2021).
Lebih lanjut Leny mengatakan, gerakan dengan durasi 12 menit ini terdiri dari pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Untuk mendapatkan hasil yang signfikan, anak-anak dianjurkan melakukan senam ini secara rutin beberapa kali sehari selama 10-12 minggu.
Setidaknya ada 7 manfaat gerakan senam bagi kesehatan anak, di antaranya meningkatkan daya tahan tubuh, mempertahankan serta meningkatkan ketahanan jantung dan paru-paru, serta meningkatkan kekuatan otot dan tulang. Selain itu, dapat meningkatkan kelenturan, juga mendukung perkembangan fisik, mental, sosial, dan perilaku kognitif anak, sehingga bisa mencegah depresi.
“Olahraga juga dapat melindungi dari penyakit akibat kurang gerak seperti kegemukan, diabetes, hipertensi, keropos tulang (osteoporosis) dan lain-lain,” imbuh Leny.
Salah satu dokter PDSKO perancang gerakan senam 3M ABC, dr. Ade Jeanne Domina L.Tobing, SpKO., menjelaskan bahwa gerakan senam yang dibuat untuk anak terinspirasi dari gerakan bermain sehingga tetap menyenangkan untuk dilakukan.
“Seperti gerakan bermain basket, skipping, melompat, dan berlari,” pungkas Ade.
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melakukan aktivitas fisik secara teratur terbukti dapat membantu mencegah dan mengelola penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, diabetes dan beberapa jenis kanker. Selain itu, juga dapat mencegah hipertensi, menjaga berat badan yang sehat serta dapat meningkatkan kesehatan mental, kualitas dan kesejahteraan hidup.
WHO merekomendasikan anak-anak usia sekolah (5-17 tahun) rata-rata 60 menit per hari dengan intensitas sedang hingga kuat didominasi aktivitas fisik aerobik sepanjang minggu. Untuk gerakan aerobik intensitas tinggi untuk memperkuat otot dan tulang, setidaknya dilakukan 3 kali dalam seminggu. Selain itu, membatasi waktu pasif di depan layar gawai.
Selain manfaat yang disebutkan, WHO juga menegaskan aktivitas fisik pada anak dan remaja dapat meningkatkan kebugaran jasmani (kardiorespirasi dan kebugaran otot), menjaga kesehatan kardiometabolik (tekanan darah, dislipidemia, glukosa, dan resistensi insulin), serta meningkatkan prestasi akademik.
About Post Author
Berita Lainnya
Hati-hati Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Qoala Keluarkan Produk Asuransi Terbaru Untuk COVID-19
WARTABUGAR - Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di...
Cara-cara Ini Bisa Mencegah Penyakit Pasca Lebaran
WARTABUGAR - Hari raya Idulfitri merupakan momen yang tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara dan menikmati makanan lezat. Namun, perlu...
Apa Benar Produk Susu Bisa Sebabkan Kanker?
Sejauh ini banyak studi mengaaitkan produk susu dengan risiko terkena kanker masih tidak konsisten. Ada yang menunjukkan bahwa produk susu bisa menurunkan risiko terkena kanker kolorektal, kanker payudara, dan jenis kanker lain. Tetapi studi lain men unjukkan kaitan dengan kanker prostat.
Hore Fitofarmaka Bakal Masuk JKN
Obat modern asli Indonesia (OMAI) fitofarmaka rencananya akan masuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pasien Penderita Penyakit Jantung Boleh Mudik Asal Ikuti Tips Ini
WARTABUGAR - Hari raya idul fitri tinggal menghitung hari. Bagi pasien penyakit jantung yang ingin mudik ke kampung halaman, ada...