Read Time:3 Minute, 37 Second

WARTABUGAR – Guna mendukung kaum muda, khususnya perempuan pengusaha UMKM, untuk pulih dari dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, Standard Chartered Bank (SCB) meluncurkan program komunitas baru

Program ini adalah bagian dari Futuremakers yang merupakan inisiatif global Bank untuk mengatasi kesenjangan dengan menggalakkan inklusi ekonomi bagi kaum muda, termasuk mereka yang terdampak oleh Covid-19, di negara-negara tempat Bank beroperasi.

Program ini dilaksanakan oleh YCAB Foundation bersama dengan Youth Business International (YBI) dan didukung oleh pendanaan dari Standard Chartered Foundation,

Covid-19 Economic Recovery Programme bertujuan untuk mendukung kaum muda antara 18-35 tahun yang berjuang untuk mencari pekerjaan atau memulai bisnis di lingkungan ekonomi yang menantang saat ini. Dengan metodologi terkini, program ini mengintegrasikan elemen digital melalui pengembangan sistem pembelajaran pendidikan yang memiliki fitur Chatbot dengan Learning Management System (LMS) dan Helpline yang tertanam di dalamnya.

Dirancang khusus untuk melayani pengusaha dengan literasi digital rendah, alat digital ini memanfaatkan platform WhatsApp untuk alasan kebiasaan dan kemudahan penggunaan. Modul baru yang melengkapi pelatihan literasi keuangan dasar juga dapat diakses, yang mencakup informasi terkait Covid-19 (protokol kesehatan & pembaruan vaksinasi), manajemen stres, dan pelatihan tentang cara mengubah bisnis mereka.

Selain dukungan teknologi, pelatihan literasi keuangan serta akses ke dukungan permodalan dan sesi pendampingan kelompok rencananya juga akan diberikan kepada 10.000 pengusaha muda perempuan yang terpilih di 4 provinsi yakni area Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagai bentuk bantuan holisitk bagi mereka yang paling terpukul oleh krisis akibat pandemi.

Dalam rilisnya yang diterima WARTABUGAR (2/9/2021), Diana Muda, Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei, the Philippines), Standard Chartered Melihat kondisi saat ini yang terjadi kepada para pelaku UMKM, setiap dukungan bagi para pengusaha muda sangat berarti untuk membantu masyarakat bangkit setelah diterpa pandemi.

Di awal pandemi di 2020, SCB telah menggulirkan program bantuan penanganan langsung Covid-19 untuk Indonesia sebesar Rp7,1 Miliar. Kami optimis bahwa Covid-19 Economic Recovery Programme yang mulai dijalankan tahun ini akan dapat membawa dampak positif dan dapat menjadi katalis bagi para pengusaha muda dan UMKM Indonesia untuk bangkit dan berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional.”

“Setelah bertahun-tahun bekerja dalam meningkatkan kesejahteraan, kami sedih melihat kemunduran yang disebabkan oleh pandemi ini. Itulah sebabnya kami bersemangat untuk menjadi bagian dari inisiatif global ini dalam mengambil langkah pertama yang diperlukan menuju pemulihan dan pertumbuhan baru. Melalui pendidikan dan pembiayaan inovatif, kami berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha muda perempuan untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.” Jelas Veronica Colondam, CEO YCAB Foundation.

Sementara itu, Anita Tiessen, CEO Youth Business International menjelaskan bahwa dampak pandemi yang berkelanjutan terus melumpuhkan ekonomi dan mengganggu normalnya operasi bisnis, pengusaha muda, terutama yang menjalankan bisnis kecil dan dari komunitas rentan menjadi sektor yang paling terpukul.

“Saya mengapresiasi inisiatif yang dijalankan dan didanai oleh Standard Chartered Foundation yang mana membantu kami memperluas dan melanjutkan perjuangan untuk memulihkan ekonomi dan memberikan dukungan bagi UMKM yang butuhkan untuk bertahan dan berkembang serta berkontribusi ke arah yang lebih makmur, ekonomi yang lebih bervariasi dan tangguh untuk semua orang,” pungkas Ungkap Anita Tiessen, CEO Youth Business International.

 

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama hampir 2 tahun telah mengguncang perekonomian global termasuk Indonesia. Salah satu yang mengalami dampak berat dalam kondisi ini adalah para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), terutama mereka yang berasal dari komunitas rentan, yang didominasi kaum muda (berusia 18-35 tahun) dan perempuan. Usaha yang dipimpin perempuan, yang merupakan 64,5% dari UMKM di Indonesia, masih menghadapi hambatan dan tantangan yang membatasi mereka untuk membangun dan mengembangkan usaha dengan baik. Padahal, UMKM memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi pasca-COVID, UMKM setidaknya berkontribusi hingga 60.3% PDB Indonesia. Namun para pengusaha perempuan ini kerap mengalami kendala dalam mendirikan dan mengelola usahanya, dibanding laki-laki. Para pengusaha perempuan binaan YCAB Foundation melaporkan kerugian mencapai 70% sejak pandemi berlangsung.

 

“Sebelum pandemi melanda, dua bisnis saya; sebuah kios makanan kecil dan bisnis penjahitan berjalan dengan baik. Pada tahun lalu, kedua bisnis itu berjuang karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara nasional. Selain itu, adanya perubahan perilaku pembeli seperti banyak pelanggan setia saya yang menganggur. Untuk membangun kembali dan mempertahankan bisnis saya, saya memerlukan akses ke dukungan keuangan dan menambah dengan keterampilan baru. Oleh karena itu, saya sangat senang dengan adanya Program Pemulihan Ekonomi COVID-19 bagi pelaku UMKM seperti saya,” ungkap Sepitowati, pemilik usaha mikro di Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Line Bank Previous post LINE TODAY Perkenalkan Logo Baru
GoTo Donasikan konsentrat Oksigen ke Faskes Next post Antisipasi Kekurangan Pasokan, GoTo Sumbang Konsentrator Oksigen ke Faskes