WARTABUGAR – PT. Herbacore, produsen obat tradisional herbal asal Gresik, Jawa Timur, melihat adanya peluang pasar jamu sebagai salah satu pilihan yang diminati pasar tanah air.
Perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1975 ini berniat mengembangkan potensi rempah-rempah Indonesia serta melebarkan sayap di bidang Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) dan Industri Obat Tradisional (IOB).
Direktur Operasional PT Herbacore, Hendry Setyadarma mengatakan, keinginan untuk berkiprah di pasar obat tradisional sudah ada sejak lama. Ia beranggapan, obat tradisional seperti jamu harusnya bisa menjadi pilihan utama selain obat kimiawi, khususnya selama pandemi COVID-19 ini.
“Untuk itu, kami berupaya mengedukasi masyarakat tentang jamu atau obat herbal ini. Bagaimana mereka mengerti tentang berbagai jenis obat tradisional dan cara meraciknya. Ketika anak sedang demam misalnya, maka yang menjadi pilihan bukan obat-obatan kimia tetapi ekstrak alang-alang yang bisa dicampur dengan ekstrak kunyit,” ujar Hendry Setyadarma kepada wartawan di Surabaya (19/6/2021).
Herbacore tidak membuat jamu dalam bentuk racikan, tetapi lebih fokus memproduksi ekstrak bahan baku jamu atau bahan baku obat tradisional. Di antaranya seperti ekstrak temulawak, ekstrak kunyit, ekstrak daun kelor, ekstrak kencur, ekstrak daun katuk, ekstrak kayu manis, ekstrak alang-alang, dan masih banyak lagi.
Dengan kapasitas pengolahan obat tradisional hingga 120 ton per bulan, Hendry optimis bisa memasuki industri bersama dengan UMKM.
“Ini juga sebagai komitmen kami kepada UMKM untuk bisa memasuki industri obat tradisional, karena untuk memproduksi bahan-bahan itu menjadi ekstrak yang berkualitas dan berkhasiat dibutuhkan teknologi, perlu waktu dan biaya besar. Dan UMKM biasanya tidak memiliki ini. Dengan mereka membeli bahan atau memesannya ke kami, mereka bisa meraciknya menjadi obat, misal dikemas menjadi kapsul dan dijual. Karena kami memiliki semua ijin yang dibutuhkan,” imbuh Hendry.
Selain menyasar pasar dalam negeri, Herbacore saat ini tengah menjajaki pasar ekspor khususnya di Timur Tengah. Menurut Hendry, pasar Timur Tengah sangat potensial karena kehidupan masyarakat di sana sudah akrab dengan rempah-rempah dan obat tradisional.
Pihaknya juga yakin bisa mengedukasi pasar untuk memilih produk kesehatan yang aman digunakan jangka panjang.
“Kami yakin, dengan edukasi pasar dan mulai berubahnya gaya hidup masyarakat ke arah alami, pasar obat tradisional akan menjadi semakin besar. Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini kan masyarakat dituntut untuk menjaga kesehatan, nah, produk kami ini adalah solusi tepat dan aman,” tutupnya.
About Post Author
Berita Lainnya
Yuk Beli Saham Pertamina Geothermal Energy, Ini Alasannya
WARTABUGAR - Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diprediksi memiliki masa depan bisnis yang cerah. Analis dari Sinarmas Sekuritas menjadikan saham...
Bos Pertamina Geothermal Energy Terpilih Jadi Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia
WARTABUGAR - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., Julfi Hadi mendapat kepercayaan baru sebagai Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia...
Kenali Gejala Demensia
WARTABUGAR - Pada tahun 2050, diperkirakan ada 4 juta Orang Dengan Demensia di Indonesia. Alzheimer's Indonesia (ALZI) dan Alzheimer's Disease...
Wah BUMN Ini Dapat Pinjaman Kredit Rp 10,65 Triliun
WARTABUGAR - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ("PT SMI") telah menandatangani fasilitas pinjaman berjangka sindikasi terkait keberlanjutan (sustainability-linked syndicated term...
Buntut Saling Kunjungi, Pemerintah Kenya Jajaki Kerjasama Energi Dengan Pertamina Geothermal Energy
WARTABUGAR - Kunjungan balasan pemerintah Kenya beserta rombongan menjadi momentum penting bagi kelanjutan kerja sama dua negara untuk mengembangkan potensi...
Bank DBS Indonesia Luncurkan Kampanye “Jalan Cerdik”, Apa Itu?
WARTABUGAR - Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye Jalan Cerdikmu. Dalam acara ini, DBS menggandeng Coffee Meets Stocks. Sedangkan acara digelar...