WARTABUGAR – Varian baru SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di tenggara Inggris pada November 2020, kini telah dikonfirmasi dan menunjukkan virus ini lebih cepat menular daripada varian virus lain. Ini tentu mengkawatirkan karena bisa melonjakkan kembali kasus COVID-19 tidak hanya di Inggris, melainkan di seluruh dunia.
“Tanpa langkah-langkah kontrol yang ketat, termasuk penutupan terbatas lembaga pendidikan dan peluncuran vaksin yang sangat dipercepat, COVID-19 rawat inap dan kematian di seluruh Inggris pada 2021 akan melebihi angka pada 2020,” tulis para penulis, seperti dilaporkan di Science Daily (5/3/2021).
Kecepatan penularan itu dibuktikan berasarkan data 15 Februari 2021. Disi tu tercatat varian baru telah menginfeksi 95% infeksi SARS-CoV-2 baru di negara itu dan diidentifikasi di setidaknya 82 negara. Penelitian lanjutan seputar tingkat pertumbuhan, keparahan penyakit, dan dampaknya sangat penting untuk menerapkan tanggapan kebijakan yang efektif, menurut penelitian tersebut.
Setelah menganalisis 150.000 sampel SARS-CoV-2 yang diurutkan dari seluruh Inggris, tim menemukan bahwa tingkat pertumbuhan populasi relatif dari varian dalam 31 hari pertama setelah pengamatan awal lebih tinggi daripada 307 garis keturunan varian virus lainnya.
Untuk memahami mekanisme biologis potensial untuk hal ini, para peneliti menggunakan model penularan matematis yang terstruktur menurut usia dan wilayah untuk menguji beberapa asumsi, termasuk bahwa varian tersebut memiliki viral load yang lebih tinggi atau periode pelepasan yang lebih lama.
Berdasarkan analisis mereka, para peneliti mengidentifikasi peningkatan transmisibilitas sebagai model yang paling menjelaskan penyebaran cepat varian. Mereka memperkirakan bahwa varian baru memiliki angka reproduksi 43% hingga 90% lebih tinggi daripada varian SARS-CoV-2 yang sudah ada sebelumnya di Inggris.
Para peneliti juga menggunakan pemodelan untuk menganalisis lebih lanjut bagaimana intervensi dapat mengurangi potensi beban varian di Inggris Raya. Dari skenario yang mereka nilai, para peneliti menyimpulkan bahwa peluncuran vaksin yang meningkat secara substansial dan penutupan sekolah selama tahun 2021 mungkin diperlukan untuk mencegah lebih banyak kematian dan rawat inap akibat COVID-19.
Para peneliti memang mengakui beberapa keterbatasan analisis mereka, termasuk hanya mempertimbangkan sejumlah kecil intervensi dan skenario vaksinasi. Terlepas dari keterbatasan ini, bagaimanapun, mereka menyimpulkan bahwa proyeksi mereka menunjuk pada kebutuhan mendesak untuk mempertimbangkan pendekatan baru apa yang mungkin diperlukan untuk secara memadai mengurangi penularan SARS-CoV-2 yang sedang berlangsung.
About Post Author
Berita Lainnya
SK-II Luncurkan Produk Baru
WARTABUGAR - Dalam rangka memperkenalkan era baru dalam memancarkan aura cantik terbaikmu luar dalam, SK-II meluncurkan GenOptics Ultraura Essence terbaru....
Ini Aplikasi Yang Bermanfaat Bagi Guru
WARTABUGAR - Pandemi Covid-19 mengakibatkan lebih dari 60 juta siswa, orang tua, para pendidik, dan staf administrasi beralih ke sistem...
WINGS Salurkan Bantuan Kepada Korban Kebakaran Plumpang
WARTABUGAR - Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara memakan korban. Selain korban jiwa, banyak rumah warga hangus terbakar. Dalam...
Ini Energi Terbarukan yang Baik Untuk Indonesia
WARTABUGAR - Trina Solar, salah satu penyedia solusi total energi pintar melihat bahwa Indonesia memiliki potensi energi matahari yang sangat...
Bila Batuk Kering, Mungkin Solusinya Ini
Dextrometorfan atau Dextromethorphan adalah salah satu jenis obat pereda batuk tidak berdahak atau batuk kering. Kandungan Dextrometorfan umumnya terdapat dalam...
Untuk Perdayakan Penyandang Disabilitas, Kementerian PP-PA Gandeng Marisza Cardoba Foundation
WARTABUGAR - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PP-PA) bekerjasama dengan Marisza Cardoba Foundation (MCF) dan Komunitas Anak...