WARTABUGAR – Banyak pasangan masih kebingungan ketika ia sulit mendapatkan momongan, meskipun pernikahan sudah berjalan beberapa tahun. Berbagai upaya sudah dilakukan termasuk pergi ke dokter dan melakukan pemeriksaan dan terapi, yang hasilnya juga mengecewakan.
Banyak ahli lalu mengaitkan faktor lingkungan dan gaya hidup yang terlibat dalam penurunan kualitas sperma, dengan pola makan. Belakangan konsumsi dan diet diketahui berperan dalam mempengaruhi kualitas serma.
Seperti dikutip Scitech Daily (14/11/2020) beberapa riset telah melaporkan hubungan yang erat antara perubahan tanda metilasi DNA sperma tertentu dan kualitas air mani. Namun, hingga saat ini, tidak ada uji klinis acak (RCT) yang telah diterbitkan yang menilai efek diet terhadap perubahan fungsi DNA sperma ini.
Para peneliti dari Unit Nutrisi Manusia dari Universitat Rovira i Virgili, Institut Kesehatan Pere Virgili dan CIBERobn (dipimpin oleh Jordi Salas-Salvadó), dan peneliti dari Universitas Utah (dipimpin oleh Douglas T. Carrell) membuktikan kaitan itu.
Mereka mengevaluasi relasi efek konsumsi jangka pendek / menengah campuran kacang pohon (almond, hazelnut, dan kenari) pada pola metilasi DNA sperma pada individu sehat yang melaporkan mengonsumsi makanan gaya Barat. Studi baru ini dilakukan pada 72 peserta muda yang sehat, bukan perokok, lewat uji coba FERTINUTS. Dari jumlah itu sebanyak 48 relawan dikelompokkan dalam pengonsumsi kacang. Sisanya sebanayk 24 relawan sebagai kelompok kontrol yang tak mengonsumsi kacang-kacangan.
Para peneliti mengamati bahwa metilasi dari 36 daerah genom berbeda secara signifikan antara awal dan akhir percobaan hanya pada kelompok yang mengkonsumsi kacang-kacangan. Sebanyak 97,2% daerah genom menunjukkan hipermetilasi.
Menurut para periset, temuan ini memberikan bukti pertama bahwa menambahkan kacang-kacangan ke dalam makanan gaya Barat berdampak pada metilasi DNA sperma di wilayah tertentu.
Albert Salas-Huetos, yang juga ketua tim peneliti bilang bahwa studi ini menunjukkan bahwa ada beberapa daerah sensitif dari epigenom sperma yang merespons diet. “Diet ini dapat mengakibatkan perubahan dalam sperma dan dalam kemampuannya untuk membuahi,” ujarnya.
Para peneliti juga menunjukkan bahwa manfaat kesehatan potensial dari temuan tersebut memerlukan studi lebih lanjut untuk memverifikasi hasil yang ditemukan pada populasi lain.
Studi itu kontradiktif dengan hasil analisis sebelumnya. Ketika itu analisis dilakukan dipimpin oleh Mónica Bulló; dan Albert Salas-Huetos, yang hasilnya dipublikasikan pada 2018, mengungkapkan bahwa pemasukan campuran kacang-kacangan selama 14 minggu secara signifikan meningkatkan jumlah sperma, viabilitas, motilitas, dan morfologi.
About Post Author
Berita Lainnya
EU-ASEAN Sepakat Tingkatkan Layanan Kesehatan
WARTABUGAR - Dewan Bisnis UE-ASEAN (EU-ABC) dengan senang hati mendukung publikasi terbaru laporan “Building a Healthier Asia: Empowering More Equitable...
Lakukan 4 Tips Ini Selama Berpuasa
Idealnya, Ramadhan menjadi bulan yang suci dimana orang-orang yang menjalankannya diuji baik secara fisik dan mentalnya, karena berpuasa tak hanya...
Pemilu 2024 Diramalkan Tak Ganggu Ekonomi Indonesia, Kok Bisa?
WARTABUGAR - Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara adidaya, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu negara yang akan mencatatkan...
YAYASAN WINGS Dirikan Bank Sampah di Cakung
WARTABUGAR - Yayasan WINGS Peduli meresmikan sejumlah Bank Sampah di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur untuk mendukung pengelolaan sampah lokal dengan...
Awas TBC Mengintai Usia Muda
OBATDIGITAL - Mayoritas pengidap penyakit tuberkulosis (TBC) adalah pekerja usia produktif, menurut data Global TB Report 2022. Penderita TBC di...
Wings Gencarkan Program Baby Happy Diapers
WARTABUGAR - Indonesia menempati urutan ketiga negara fatherless country di dunia. Fenomena ini muncul akibat tidak adanya peran dan keterlibatan...