Tingkat kematian akibat gagal jantung terus meningkat. Namun, yang mengejutkan, peningkatan ini paling menonjol di kalangan orang dewasa muda di bawah 65 tahun. Itu berasal dari studi ini akan dipublikasikan 6 Mei di Journal of American College of Cardiology, namun dikutip dalam situs sciencedaily.com (16/5/2019).
Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa angka kematian akibat gagal jantung telah meningkat sejak 2012. Peningkatan kematian terjadi meskipun ada kemajuan yang signifikan dalam perawatan medis dan bedah untuk gagal jantung dalam dekade terakhir.
“Keberhasilan tiga dekade terakhir dalam meningkatkan angka kematian akibat gagal jantung sekarang sedang dibalik, dan kemungkinan karena obesitas dan epidemi diabetes,” kata Profesor Dr. Sadiya Khan, peneliti pada Northwestern University Feinberg School of Medicine dan seorang ahli jantung Kedokteran Northwestern.
“Kami fokus pada pasien dengan gagal jantung karena mereka memiliki angka kematian tertinggi terkait kematian kardiovaskular. Mereka memiliki prognosis yang mirip dengan kanker paru-paru metastasis.”
Diperkirakan 6 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gagal jantung. Itu adalah alasan pertama mengapa sekarang orang dewasa yang menjelang tua dirawat di rumah sakit.
“Mengingat populasi yang menua dan obesitas dan epidemi diabetes, yang merupakan faktor risiko utama untuk gagal jantung, ada kecenderungan bahwa tren ini akan terus memburuk,” kata Khan.
Data terbaru yang menunjukkan rata-rata harapan hidup di AS juga menurun, yang menambah kekhawatiran Khan bahwa kematian kardiovaskular terkait dengan gagal jantung dapat menjadi kontributor signifikan terhadap perubahan ini.
Riset yang mendasarkan kesimpulan Khan menggunakan data dari Pusat-Pusat Pengendalian Penyakit dan Data Daring Wide-Ranging untuk data Penelitian Epidemiologis, yang mencakup penyebab-penyebab kematian dari semua kasus kematian di AS antara tahun 1999 hingga 2017 terhadap 47.728.569 individu.
Para peneliti menganalisis tingkat kematian yang disesuaikan usia untuk orang dewasa kulit hitam dan putih antara usia 35 hingga 84 tahun yang meninggal karena gagal jantung.
“Untuk memerangi tren yang mengganggu ini, kita perlu fokus pada peningkatan kontrol faktor-faktor risiko, termasuk tekanan darah, kolesterol dan diabetes,” ujar Khan.
“Perubahan gaya hidup sehat yang mempromosikan indeks massa tubuh normal juga dapat melindungi dari pengembangan gagal jantung serta melakukan aktivitas fisik secara teratur dan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.” (usy)
Berita Lainnya
Gunakan Masker, Asap Knalpot Bisa Bikin Stroke!
riset terbaru yang digarap peneliti Swedia menunjukkan kaitan antara asap knalpot dan kejadian stroke. Karbon hitam pada asap menyumbat pembuluh darah otak.
Indonesia Perlu Lakukan Pengurangan Risiko Akibat Tembakau
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dalam menekan angka perokok di Indonesia, namun hasilnya belum optimal.
Ingat, Rambut Bisa Menjadi Awal Serangan Kanker Kulit
Studi baru menunjukkan bahwa melanoma, sejenis kanker kulit, tidak hanya bermula dari kulit, tetapi juga di dalam folikel rambut. Ketika mereka menjadi kanker, sel-sel kemudian meninggalkan folikel dan pindah ke lapisan terluar kulit, atau epidermis.
Cahaya Bisa Memperbanyak Sel Pankreas Untuk Hasilkan Insulin
Peneliti Tufts University, Massachusetts, Amerika Serikat berhasil mentransplantasikan sel beta pankreas yang direkayasa ke dalam tikus diabetes.
Rutin Minum Yogurt Bisa Terhindar Dari Kanker Paru
Studi terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi yogurt dapat mengurangi risiko terkena kanker paru. Bakteri baik pada yogurt berperan menjaga kesehatan paru.
Angels Initiative Ajak RS Terapkan Layanan Stroke Terpadu
Menyambut Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober, Angels Initiative mendorong rumah sakit (RS) di Indonesia untuk menjadi RS stroke lewat Angels Initiative.