Di era Revolusi Industri 4.0 ini, mutu dan relevansi pendidikan tinggi vokasi terhadap industri perlu ditingkatkan agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan tenaga profesional dalam industri yang terus berubah.
Itu diungkapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Vokasi di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI Jawa Tengah.
Rapat kerja ini dihadiri oleh 115 perguruan tinggi swasta (PTS) dan 6 perguruan tinggi negeri (PTN) berlangsung di Gedung A
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI Jawa Tengah, Semarang pada Kamis (18/4/2019).
Turut hadir dalam Rapat Kerja ini Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Patdono Suwignjo, Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Agus Indarjo, Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Totok Prasetyo, serta Sekretaris Majelis Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Imam Buchori.
“Pendidikan yang berkualitas bisa membuat negara menjadi maju dan berkualitas dunia. Saat ini pemerintah terus mendorong pendidikan vokasi agar bisa menyediakan tenaga profesional,” ujar dalam keterangan persnya (19/4/2019).
Menteri Nasir menyampaikan masyarakat masih belum melihat potensi pendidikan vokasi yang berfokus langsung pada industri. Pemerintah saat ini sudah menciptakan peraturan yang mendukung industri untuk lebih banyak terlibat dalam pendidikan vokasi, termasuk dari segi dosen.
“Dalam mengembangkan pendidikan vokasi di perguruan tinggi, dosen harus bekerja sama dengan industri pada bidangnya masing-masing,” kata Nasir.
Di mana persentase tenaga pengajarnya dosen akademik 50 persen dan dosen industri 50 persen. Saya minta pendidikan vokasi bekerja sama dengan industri. Pendidikan vokasi dengan menerapkan magang enam bulan, di samping menghadirkan dosen dari industri.
“Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari pengembangan pendidikan perguruan tinggi,” sambung Nasir.
Pada kesempatan yang sama, Ketua LLDikti Wilayah VI Jawa tengah Dwi Yuwono Puji Sugiharto mengatakan bahwa perguruan tinggi vokasi memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yaitu pendidikan vokasi dapat menjadi kontributor daya saing negara.
Dwi juga mengapresiasi pemerintah sudah menjadikan penguatan vokasi sebagai skala prioritas melalui berbagai peraturan dan program Kemenristekdikti.
About Post Author
Berita Lainnya
Yuk Selamatkan Bumi Dengan Tak Buang Sampah Plastik di Laut
Prancis bersama Kementerian perikanan dan Kelautan adakan proyek soal sampah plastik di laut. Banyak ekosistem laut bakal terganggu bila sampah plastik dibiarkan mengambang di laut.
KPop Akan Tayang Streaming di TwitterBlueroom , Nonton Yuk
#TwitterBlueroom, streaming langsung yang telah menarik perhatian penggemar Kpop di seluruh dunia, kini akan menampilkan K-Drama (Drama Korea)
Wah, Mahasiswa UMT Dapat Pinjaman Tanpa Bunga Dari Pintek
intek, perusahaan financial technology untuk pendidikan, kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Bentuknya, memberikan akses pendanaan bagi mahasiswa UMT dengan program tanpa bunga.
Lima Pemain Kripto Dirikan Bursa Berjangka Digital
pbit, Indodax, Zipmex, Pintu dan Pedagang Fisik Aset Kripto lainnya di Indonesia yang telah terdaftar pada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) – bersama-sama mendirikan PT. Digital Future Exchange (“DFX”).
Saniter-GoJek Perkenalkan Program J3K
[caption id="attachment_9860" align="aligncenter" width="715"] kerjasama Sanietr-Gojek[/caption] WARTABUGAR – Guna melindungi masyarakat Indonesia saat bepergian dengan kendaraan umum di masa pandemi...