Studi terbaru menunjukkan bahwa triclosan, bahan kimia antibakteri yang populer, dapat memiliki efek sebaliknya dan membuat bakteri lebih tahan terhadap pengobatan antibiotik.
Triclosan adalah senyawa antibakteri yang ada di rumah tangga sehari-hari dan produk perawatan pribadi, seperti pasta gigi, sabun, cairan pencuci piring, deodoran, peralatan dapur, mainan, tempat tidur, pakaian, dan kantong sampah.
Produsen biasanya menambahkan bahan kimia tersebut ke produknya karena mereka percaya itu bisa membunuh bakteri jahat yang ada di dalam mulut si pemakai. Namun, penelitian teranyar justru menunjukkan bahwa triclosan mungkin memiliki efek sebaliknya.
Adalah profesor Petra Levin, seorang profesor biologi di departemen Seni & Sains di Universitas Washington di St. Louis, memimpin riset yang dilansir di situs medicalnewstoday.com (26/2/2019).
Itu setelah Levin dan rekannya melakukan percobaan in vitro dan in vivo (di laboratorium dan pada hewan. Mereka menggunakan model tikus yang terinfeksi saluran kemih (ISK) yang kemudian diberi antibiotik. Tak lama kemudia ia memberikan triclosan.
Para peneliti lalu mencoba membunuh bakteri Escherichia coli (E. coli) dan MRSA degan antibiotik secara in vitro dan meneliti perilaku sel. Satu kelompok sel bakteri terpapar triclosan sebelumnya, sedangkan kelompok lain tidak.
“[T] triclosan meningkatkan E. coli dan MRSA toleran terhadap antibiotik bakterisida sebanyak 10.000 kali lipat secara in vitro,” laporan para penulis.
“Triclosan meningkatkan jumlah sel bakteri yang bertahan hidup secara substansial,” lanjut Prof. Levin.
“Biasanya, satu dari sejuta sel selamat dari antibiotik, dan sistem kekebalan yang berfungsi dapat mengendalikannya. Tetapi triclosan mengubah jumlah sel,” imbuhnyai.
“Alih-alih hanya satu dari sejuta bakteri yang selamat, satu dari 10 [0] organisme bertahan hidup setelah 20 jam. Sekarang, sistem kekebalan tubuh kewalahan.”
Kemudian, menggunakan model tikus dari ISK, para peneliti menambahkan triclosan ke air minum tikus untuk menciptakan kembali level yang mereka harapkan akan ditemukan pada manusia.
Sekitar 75 persen orang di Amerika Serikat memiliki triclosan dalam urin mereka, kata tim peneliti, dan 10 persen dari mereka memiliki kadar yang cukup tinggi untuk menghentikan pertumbuhan E. coli.
About Post Author
Berita Lainnya
Kenali Gejala Demensia
WARTABUGAR - Pada tahun 2050, diperkirakan ada 4 juta Orang Dengan Demensia di Indonesia. Alzheimer's Indonesia (ALZI) dan Alzheimer's Disease...
Perhatikan, Ini Penyebab Anak Susah Makan
WARTABUGAR - Belakangan ini kita melihat banyak anak yang mengalami kesulitan makan. Tidak mau ketika diajak makan. Prof. dr. Badriul...
Kendalikan Stres Dengan Cara Ini
WARTABUGAR - Setiap tahunnya, jumlah penderita masalah kesehatan mental di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dalam hasil...
Untuk Meningkatkan Penggunaan Kontrasepsi, Kampanye #AyoPasangIUD Diluncurkan
OBATDIGITAL - Menindaklanjuti pesan Presiden Jokowi pada Hari Keluarga Nasional tahun 2022 lalu untuk menjaga jarak antar kelahiran minimal tiga...
Peran Dokter Penting Dalam Pencegahan Resistensi Antimikroba
OBATDIGITAL - Resistensi antimikroba merupakan isu kesehatan paling penting bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah organisasi kesehatan di bawah naungan...
Ini Tips Untuk Mengelola Stres
WARTABUGAR - Dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan menuntut saat ini, depresi menjadi masalah serius yang dihadapi semua pekerja,...