Layane Dias bernasib malang. Warga Brasilia City, ibukota Brasilia ini menderita lumpuh, padahal ia baru berusia 21 tahun. Yang membuatnya menderita bermula ketika ia melihat ada sesuatu yang menusuk-nusuk hidungnya di sekitar tindikannya.
Pada bulan Juni tahun lalu, sebulan sebelum dia mulai mengalami gejala yang melemahkan, hidung Dias terasa ada yang menusuk-nusuk. Dokter percaya ini adalah bagaimana bakteri memasuki tubuhnya.
Berselang kemudian, ujung hidungnya menjadi merah dan dia menderita demam. Dalam situs newsweek.com (16/2/2019), kondisi Dias memburuk, sehingga ibunya terpaksa membantunya mandi. Tak lama, rasa sakit itu menjadiluar biasa. Dias dilarikan ke rumah sakit. Saluran kemihnya tak bisa dikendalikan, sehingga ia harus dipasangi kateter untuk mengeluarkan air kemih.
Dokter tidak yakin apakah dia menderita kanker, atau sindrom Guillain-Barre: kelainan autoimun yang langka yang tahun lalu menyebabkan seorang guru Amerika Serikat berusia 22 tahun lumpuh.
Musim panas lalu, Layane Dias merasa sakit di sekujur tubuhnya. Tak berselang lama, ia tak merasakan kakinya. Akhirnya, dia kehilangan semua perasaan di tubuhnya dari dada ke bawah. Ia lumpuh.
Setelah beberapa kali pergi ke dokter, ia didiagnosis menderita infeksi Staphylococcus aureus yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menyerang saluran hidung.
Tes mengungkapkan Dias memiliki infeksi darah, sementara scan menunjukkan Dias memiliki nanah yang menekan tiga tulang belakangnya.
Oswaldo Ribeiro Marquez, ahli bedah yang mengeluarkan cairan nanah itu, mengaku baru menemukan kasus ini dalam 15 tahun karirnya sebagai dokter bedah. Dia menduga “sangat mungkin dan masuk akal” bahwa penindikan menyebabkan infeksi yang memicu paraplegia, tetapi ini perlu dikonfirmasi dengan tes.
Sementara itu, Dokter kulit Alessandra Romiti, mengaku efek penindikan terhadap nasib Dias jarang terjadi. Namun begitu, ia menekankan perlunya kehati-hatian dari penindik dan orang yang ditindik, agar tetap menjaga kebersihan di lokasi penindikan.
Masih belum jelas apakah Dias akan bisa berjalan lagi. Tetapi setelah melihat banyak orang lumpuh yang masih hidup dan beraktifitas, ia optimistis.
Bakteri Staphylococcus aureus dilaporkan hidup di hidung sekitar 30 persen orang. Bakteri ini sebenarnya bakteri biasa. Namun jika menginfeksi darah, kuman itu akan berubah jadi ganas, karena mengeluarkan racun dari tubuh bakterinya. I
Ini dapat menyebabkan perkembangan kondisi termasuk bakteremia; sepsis; pneumonia; infeksi katup jantung yang disebut endokarditis; dan infeksi tulang osteomielitis.
About Post Author
Berita Lainnya
Sinar Mas Land Sumbang Alat Tes COVID-19 Buat Pemkab Tangerang
Komitmen Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk untuk membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mencegah dan menanggulangi dampak pandemi Covid-19 terus berlanjut. Setelah memberikan bantuan berupa 1.000 paket bantuan bahan pangan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang
Faktor-Faktor Ini Yang Bikin Korban Banjir Kena Penyakit*
peningkatan penyakit pasca banjir didasarkan pada penyebaran 3 kelompok panyakit: penyebaran melalui makanan dan minuman, melalui nyamuk dan melalui tikus.
Jangan Coba-Coba Cium Bayi Saat Anda Sakit, Ada Virus Berbahaya
Tiffany Hill, dokter anak di AS bilang bahwa anak-anak di bawah 6 bulan sangat rentan terhadap virus pernapasan syncytial yang dibawa si pencium.
Lantaran Filter Udara Tercemar Bakteri, 10 Kamar Operasi Anak Ditutup.
RS Anak Seattle, Amerika Serikat, mendadak menutup sementara 10 kamar operasinya, untuk membersihkan sistem penyaringan udara yang tidak steril.
Sepsis Tak Lama Lagi Dapat Dites Darah
Selama ini sepsis atau keracunan darah, tak bisa dideteksi Namun, peneliti Amerika Serikat berhasil membuat tes darah mendeteksi penyakit mematikan.
Wah, 68% Orang Indonesia Bilang Diabetes Penyakit Keturunan
Literasi diabetes di Indonesia sangat rendah. Sebanyak 68% penduduknyamenilai bahwa diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan saja.