Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa negara itu siap bersatu dengan sekutu lama Rusia, megembalikan kekuasaan Moskow di Eropa Timur, di perbatasan Polandia dan Lithuania.
Lukashenko, dalam laporan yang dimuat dalam situs newsweek.com (16/2/2019) menjelaskan bahwa dirinya telah memerintah bekas negara Soviet sejak jabatan presiden dibentuk pada 1994, mengatakan hal tersebut pada Jumat. Belarus memisahkan dari Uni Sovyet pasca pembubaran negara tersebut pada 1990.
Lukashenko membuat komentar pada hari ketiga dan terakhir dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Rumor telah lama merebak bahwa Belarus dapat diserap ke Rusia di bawah pengawasan Putin.
“Kami berdua bisa bersatu besok, tidak masalah,” kata Lukashenko, “Tapi apakah Anda — Rusia dan Belarusia — siap untuk itu? Kami siap untuk menyatukan dan mengkonsolidasikan upaya kami, negara bagian dan orang-orang sejauh kami siap.”
Putin mencoba menanggapinya dengan mengatakan: “Tidak ada negara yang sepenuhnya independen di dunia. Dunia modern adalah dunia yang saling tergantung”.
Putin menyebutkan contoh Uni Eropa. “Di sana, Parlemen Eropa membuat keputusan yang lebih mengikat untuk semua anggota. Ini mirip dengan pemerintahan Soviet Tertinggi semasa adanya Uni Soviet. Bukankah ini ketergantungan? “
Putin juga menyarankan bahwa penempatan militer Amerika Serikat di Eropa telah merusak kedaulatan negara di sana. “Apakah Anda pikir seseorang dari negara-negara Eropa menginginkan rudal jarak menengah AS muncul di Eropa?” Tanyanya.
“Tapi mereka duduk, mereka diam. Di mana kedaulatan mereka? Namun ternyata mereka percaya bahwa dalam perhitungan umum dan pamungkas, mereka tertarik pada organisasi semacam itu di mana mereka telah menginvestasikan sebagian dari kedaulatan mereka, ”katanya.
Masa jabatan presiden Putin akan berakhir pada 2024. Konstitusi saat ini mencegahnya untuk mencalonkan diri lagi. Namun, ia dapat melewati pembatasan ini jika berhasil menciptakan negara baru melalui persatuan dengan Belarus.
About Post Author
Berita Lainnya
Ini 9 Wirausaha Asia Penerima Dana dari DBS Foundation
DBS Foundation melimpahkan dana US$1,3 juta kepada 9 wirausaha sosial sebagai bagian dari “DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme 2019.
Relawan Asal Singapura Beri Pelatihan Guru PAUD di Bandung
Singapore International Foundation-Ikatan Guru TK Indonesia cabang Jawa Barat-Singapore University of Social Sciences luncurkan program buat guru PAUD.
Uni Eropa Bikin Pameran Pendidikan Eropa di Jakarta
European Higher Education Fair (EHEF) tahun ini dibuka secara resmi oleh H.E Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Kaum Milenial Berbagi Pengalaman Dalam Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa
Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya resmi menutup rangkaian kegiatan Pekan Diplomasi Iklim di Indonesia pada hari Minggu (6/10/2019_). Dalam acara penutupan tersebut, kaum muda Indonesia yang progresif berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menjadi pelopor ataupun panutan dalam upaya mengatasi keadaan darurat iklim.
Ini Peluang Milenial Untuk Dapat Program Beasiswa Dari SIF
Singapore International Foundation (SIF) dan National Youth Council Singapore (NYC) kembali menyelenggarakan program ASEAN Youth Fellowship (AYF).
UL-Enterprise Singapore Kerjasama Soal Lisensi
Underwriters Laboratories dan Enterprise Singapore meneken kerjasama di bidang lisensi di Kongres Standar Area Area Pasifik, di Wellington, Selandia Baru.