Siapa pun yang mengalami ketidaknyamanankarena adanya batu ginjal, pasti merasa was-was kalau batu ginjalnya bakal muncul lagi. Namun, ini sulit diprediksi. Namun kini ada satu alat baru dapat memberikan wawasan yang sangat dibutuhkan.
Seperti dilansir situs medicalnewstoday.com (8/2/2019), peneliti dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menggambarkan alat baru yang dapat memprediksi orang mana yang paling berisiko mengalami kemunculan kembali batu ginjal
Mereka percaya bahwa jika seseorang tahu bahwa mereka berisiko tinggi, mungkin ada lebih banyak harapan untuk mengurangi serangan berulang.
Dalam studi itu, para ilmuwan menggunakan data dari Rochester Epidemiology Project dan berfokus pada “pembentuk batu ginjal kronis” dari Olmsted County, MN. Data berasal dari 1984-2017 dan termasuk 3.364 peserta dengan total 4.951 episode pembentukan batu.
Dengan menganalisis orang yang paling mungkin mengalami batu ginjal berulang, mereka mengidentifikasi beberapa pola. Misalnya, mereka menemukan bahwa pembentuk batu berulang cenderung laki-laki dan lebih muda dan memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi.
Juga, riwayat keluarga dengan batu ginjal dan kehamilan sebelumnya meningkatkan risiko pembentukan batu berulang.
Selanjutnya, tim mencari pola dalam ukuran dan lokasi batu. Sebagai contoh, ditemukan bahwa orang yang batunya muncul di daerah ginjal yang disebut kutub bawah lebih mungkin mengalami batu berulang.
Juga, orang-orang yang batu ginjalnya berdiameter 3-6 milimeter memiliki risiko lebih tinggi terkena batu berulang daripada mereka yang batunya lebih kecil atau lebih besar dari ini.
Sebelumnya, para ilmuwan mengembangkan alat yang membantu memprediksi kemungkinan batu ginjal di masa depan menggunakan 11 faktor. Namun, mereka menemukan bahwa itu tidak bekerja dengan baik bagi orang yang sudah mengalami dua kejadian atau lebih.
Baru-baru ini, penulis mulai memperbaiki alat dan membuatnya lebih akurat untuk bagian masyarakat yang lebih besar. Mereka menerbitkan metode mereka dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings awal bulan ini.
Para ilmuwan menggunakan data yang mereka kumpulkan untuk memperluas alat dan meningkatkan keakuratannya. Memasukkan informasi diagnostik spesifik, di samping pertanyaan tentang jenis kelamin, riwayat batu ginjal, dan ras, memungkinkan untuk memprediksi seberapa besar kemungkinan batu ginjal akan kembali.
Alat yang diperbarui menggunakan 13 alat prediksi independen; tim berharap bahwa profesional kesehatan akan menggunakannya untuk menginformasikan pengobatan dan pilihan intervensi. Sebagai contoh, pasien dan perawat dapat menggunakannya untuk memutuskan seberapa keras mereka ingin menegakkan rencana diet.
Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Lieske, seseorang yang memiliki risiko kekambuhan lebih tinggi mungkin memiliki lebih banyak “antusiasme untuk mengadopsi tindakan diet dan / atau memulai rejimen obat untuk mencegah serangan di masa depan.”
About Post Author
Berita Lainnya
Gunakan Masker, Asap Knalpot Bisa Bikin Stroke!
riset terbaru yang digarap peneliti Swedia menunjukkan kaitan antara asap knalpot dan kejadian stroke. Karbon hitam pada asap menyumbat pembuluh darah otak.
Indonesia Perlu Lakukan Pengurangan Risiko Akibat Tembakau
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan dalam menekan angka perokok di Indonesia, namun hasilnya belum optimal.
Ingat, Rambut Bisa Menjadi Awal Serangan Kanker Kulit
Studi baru menunjukkan bahwa melanoma, sejenis kanker kulit, tidak hanya bermula dari kulit, tetapi juga di dalam folikel rambut. Ketika mereka menjadi kanker, sel-sel kemudian meninggalkan folikel dan pindah ke lapisan terluar kulit, atau epidermis.
Cahaya Bisa Memperbanyak Sel Pankreas Untuk Hasilkan Insulin
Peneliti Tufts University, Massachusetts, Amerika Serikat berhasil mentransplantasikan sel beta pankreas yang direkayasa ke dalam tikus diabetes.
Rutin Minum Yogurt Bisa Terhindar Dari Kanker Paru
Studi terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi yogurt dapat mengurangi risiko terkena kanker paru. Bakteri baik pada yogurt berperan menjaga kesehatan paru.
Angels Initiative Ajak RS Terapkan Layanan Stroke Terpadu
Menyambut Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober, Angels Initiative mendorong rumah sakit (RS) di Indonesia untuk menjadi RS stroke lewat Angels Initiative.