Para periset dari Universitas Arizona, Amerika Serikat, telah menemukan bahwa metformin dapat digunakan untuk mengobati penyakit gagal jantung dengan HFpEF. Penyakit ini menyerang lebih dari 8% orang usia 65 tahun atau lebih pada tahun 2020. Metformin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2.
Penelitian tersebut dipublikasikan pada 19 Desember di Journal of General Physiology. Dalam studi itu metformin dapat melemaskan protein otot jantung utama yang disebut titin. Ini memungkinkan jantung untuk mengisi darah dengan benar sebelum memompakannya ke seluruh tubuh.
Seperti dilansir situs sciencedaily.com (19/12/2018), Henk L. Granzier, Nancy Sweitzer, dan rekan di Sarver Heart Center di University of Arizona menyelidiki apakah metformin bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk HfpEF.
Mereka berhasil membuktikan bahwa metformin meningkatkan pelebaran ventrikel kiri jantung dan menurunkan tingkat gagal jantung pada pasien diabetes. Para peneliti lalu mengujicoba dengan memberikan metformin pada tikus dengan gejala mirip HfpEF.
Alhasil mereka menemukan bahwa obat tersebut mengurangi kekakuan ventrikel kiri, sehingga meningkatkan kapasitas hewan untuk berolahraga.
Para peneliti menunjukkan bahwa metformin melemaskan ventrikel kiri dengan membuat titin. Titin bertindak seperti pegas molekuler yang membantu otot mengendur setelah diregangkan. Sehingga ketidakmampuan titin dapat diubah oleh enzim yang menambahkan gugus fosfat ke elemen seperti pegas protein.
Elemen yang dimaksud adalah elemen N2B, mengandung beberapa gugus fosfat yang abnormal pada pasien HFpEF, membuat titin menjadi lebih kaku.
Tetapi Granzier dan rekannya menemukan bahwa pengobatan metformin meningkatkan jumlah gugus fosfat dalam elemen N2B titin tikus. Sehingga, protein, dan otot jantung secara keseluruhan bekerja lebih baik.
“Karena itu kami menyimpulkan bahwa metformin adalah terapi potensial untuk pasien dengan HFpEF,” kata Granzier.
“Karena obat ini sudah disetujui dan ditoleransi dengan baik pada manusia, menggunakannya untuk menargetkan kekakuan titin memberikan peluang unik untuk segera digunakan di fasilitas kesehatan masyarakat.”
Hampir setengah dari semua pasien gagal jantung memiliki HFpEF. Gagal jantung tipe ini ditandai jantung dapat berkontraksi dengan baik – tetapi karena dinding ventrikel kiri lebih kaku dari biasanya – ia gagal berelaksasi dengan baik di antara denyut.
Akibatnya, jantung tak mampu mengisi jantung dengan dengan darah, yang pada gilirannya mengurangi suplai darah ke seluruh tubuh. Pasien akan sesak napas ketika beraktivitas berat dan berolahraga.
HFpEF lebih sering menimpa wanita, dan faktor risiko lainnya termasuk hipertensi, usia tua, dan obesitas. Namun, tidak seperti bentuk gagal jantung lainnya, saat ini tidak ada obat yang tersedia untuk mengobati HFpEF.
Berita Lainnya
Jaga Trigliserida Agar Jantung Tetap Aman
WARTABUGAR - Trigliserida merupakan bagian dari kolesterol selain kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). ketiganya berperan dalam kesehatan jantung....
Ini USG Terbaru Buatan Philips
WARTABUGAR - Royal Philips, salah satu perusahaan teknologi kesehatan, memperkenalkan sistem ultrasonografi ringkas generasi terbaru, seri Compact 5000 pada lokakarya...
ERHA Tak Mau Ketinggalan, Ikut Lakukan Transformasi Digital
WARTABUGAR- Arya Noble, perusahaan layanan kesehatan dan kewirausahaan di Indonesia, telah memulai perjalanan digital transformatif yang didukung oleh RISE with...
Sutra Luncurkan Kondom Terbaru, Lebih Tipis dan Basah
WARTABUGAR - Untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam urusan privat, Sutra, salah satu Brand Kondom di Indonesia, mempersembahkan inovasi terbarunya -...
Teknologi AI Berperan Dalam Pengembangan aRumah Sakit
WARTABUGAR - Penyedia layanan kesehatan di Indonesia telah merespons era digital dengan beralih dari sistem konvensional ke sistem digital. Menurut...
Awas Pneumonia Banyak Menyerang Anak-anak, Lakukan Segera Vaksinasi
WARTABUGAR - Pneumonia sebagai salah satu penyakit invasif yang menyerang paru-paru memiliki konsekuensi jangka panjang bagi penderitanya, termasuk menurunnya fungsi...