Read Time:2 Minute, 27 Second

Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat mengenai isu sustainability dan bagaimana peran  dunia bisnis  dalam mengatasinya, PT  Unilever Indonesia menyelenggarakan acara Sustainability Day yang bertujuan untuk memasyarakatkan cara hidup dan cara berbisnis yang berkelanjutan / sustainable.

 Dalam rilisnya (18/12/2017), disebutkan bahwa kelaparan, kemiskinan, kesehatan, perubahan iklim dan sampah yang mengotori lingkungan merupakan sederet isu sustainability yang dihadapi oleh dunia  saat ini.

Di Indonesia,  7,2 juta anak di hidup di bawah garis kemiskinan dan 40 anak dari setiap 1,000 kelahiran meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun. Data BPS pada bulan Maret 2017 mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 27,77 juta orang, meningkat sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam hal lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya dihasilkan 65,8 juta ton sampah di Indonesia dengan tingkat pemilahan sampah di masyarakat yang masih rendah.

 Masalah-masalah ini tidak akan dapat diatasi tanpa peran serta semua pihak, termasuk korporasi. Menekankan pentingnya dunia bisnis dalam mengatasi isu sustainability,  Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Hemant Bakshi mengatakan keberadaan bisnis tidak boleh membuat masalah tersebut menjadi semakin besar.

 Sebaliknya, seyogyanya dunis bisnis menjadi bagian dari solusi. Strategi dan aktifitas bisnis yang berbasis pada prinsip sustainability  menjadi sangat penting dalam hal ini. Di Unilever,sustainability sudah menjadi DNA kami  sejak pertama kali didirikan pada abad ke-19. “Secara global, sejak awal Unilever memiliki tujuan besar untuk memasyarakatkan kehidupan yangsustainable atau berkelanjutan melalui produk-produk dan program-programnya,” ujar Hemant Bakshi.

Dalam kesempatan sama President of United in Diversity Foundation and Leadership Council of UN SDSN Southeast Asia and Indonesia, Mari Elka Pangestu menjelaskan tantangan dan permasalahan yang dihadapi di dunia bisa dijawab melalui program berbasis sustainabilitySustainable Development Goals (SDG / Global Goals) yang diusung PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan atau Global Goals menetapkan sebuah visi untuk mengakhiri kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan dan perlindungan sumber daya alam pada tahun 2030.

 “Disinilah bisnis memiliki peran penting dalam membentuk dan memberikan solusi kreatif dari Global Goals, dan terus melakukannya dalam penyampaian tujuan sekaligus menciptakan kemajuan bagi masyarakat luas,” kata Maria.

Unilever percaya bahwa bisnis harus menjadi solusi permasalahan di dunia, oleh karena itu Unilever mengintegrasikan sustainability ke dalam seluruh aspek bisnis. Pada tahun 2010,

Secara global, Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, strategi untuk terus mengembangkan bisnisnya seraya mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. USLP berfokus pada tiga pilar utama yaitu pilar kesehatan dan kesejahteraan (Health and Well-being); pilar lingkungan (Environment); serta pilar peningkatan penghidupan (Enhancing Livelihood).

Sedangkan tiga tujuan utamanya adalah  meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan 1 milyar orang di seluruh dunia pada 2020, mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030 dan meningkatkan penghidupan jutaan orang pada 2020.

“Setiap tujuan tersebut diturunkan menjadi target-target spesifik yang terukur. Seluruh target USLP sangat sejalan dengan 17 tujuan global atau Global Goals yang diusung oleh PBB,” kata Hemant Bakshi.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

About Post Author

Kiat Sukses Tatiana di Bisnis Online VCO di Bantul Previous post Kiat Sukses Tatiana di Bisnis Online VCO di Bantul
Koperasi Nusantara memberikan fasilitas dana talangan bagi peserta JKN-KIS Next post Koperasi Nusantara memberikan fasilitas dana talangan bagi peserta JKN-KIS