Kualitas cokelat Indonesia mulai diakui dunia. Tidak heran, Mars Symbioscience Indonesia, anak perusahaan Mars Inc, berani mendirikan Pusat Penelitian Kakao atau Cocoa Research Center yang kedua di Indonesia, berlokasi di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Sabtu (18/11/2017), Mars menggelar peletakan batu pertama fasilitas penelitian tadi. produsen merek cokelat ternama di dunia, akan segera mendirikan Pusat Penelitian Kakao atau Cocoa Research Center yang kedua di Indonesia, berlokasi di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Peletakan batu pertama fasilitas ini dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Gubernur Sulawesi Selatan, DR. H. Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman beserta Frank Mars, Board of Director Mars, Inc sekaligus mantan Presiden Global Mars Symbioscience.
Dalam sambutannya, Frank Mars, Board of Directors of Mars. Inc mengatakan bahwa investasi di Pangkep merupakan fasilitas penelitian kakao kedua di Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana Mars menerapkan prinsip bisnisnya secara nyata, khususnya pada prinsip mutualitas. “Kakao telah membuka lapangan kerja bagi lebih dari 6,5 juta keluarga petani di seluruh Afrika, Amerika Selatan dan Asia Tenggara,” ujarnya dalam rilisnya (20/11/2017).
Namun, 40% produksi kakao menurun karena serangan hama, penyakit dan praktik pertanian yang kurang tepat. Jika Mars dan seluruh pemain industri tidak merubah kondisi ini dan membuka lapangan kerja bagi petani, maka tidak akan ada petani yang ingin menanam kakao dan pada akhirnya kakao akan punah. “Kami berharap melalui Pusat Penelitian Kakao di Pangkep dapat merubah keadaan ini,” imbuh Mars.
Pusat Penelitian Kakao Pangkep melengkapi fasilitas serupa yang sudah ada sebelumnya di Tarengge, Sulawesi Selatan yang telah dibangun pada tahun 2010. Kehadiran pusat penelitian di Pangkes akan memperluas jaringan komoditas kakao Mars ke 5 lokasi secara global selain Brasil, Ekuador dan Amerika Serikat. Dengan investasi Mars sebesar 4 juta dollar AS atau setara Rp50 millar, Pusat Penelitian Kakao di Pangkep akan menempati area seluas 95,2 hektar.
Di fasilitas ini, Mars berharap dapat lebih jauh mengembangkan genetika kakao yang unggul dan tahan hama, dimana penelitian pertama telah dilakukan di Tarengge tahun 2010. Selama 10 tahun kedepan, Mars ingin memajukan petani dengan memperbaiki produksi dan cara mengelola kebun sehingga dapat meningkatkan produksi kakao yang saat ini menghasilkan kurang dari 1 ton/ha secara global menjadi lebih dari 3 ton/ha.
Arie Nauvel Iskandar, Direktur Corporate Affairs Mars Symbioscience bilang, perjalanan Mars di Indonesia menandakan kuatnya hubungan Mars dengan berbagai pihak, khususnya dengan komunitas petani dan pemerintahan. “Menanggapi tantangan dalam menjaga pertumbuhan kakao yang berkelanjutan di masa depan, kami akan terus membangun hubungan jangka panjang dengan mitra strategis kami, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian, dan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan karena kebijakan yang tepat dapat mendukung keberlanjutan kakao,” ujarnya.
Pusat Penelitian Kakao penting didirikan lantaran kakao merupakan bahan baku penting yang digunakan oleh produk Mars di seluruh dunia. Maka, Mars memastikan pasokan kakao stabil dan berkelanjutan. Menurut Organisasi Kakao Internasional, produksi kakao Indonesia telah menurun 47% selama tujuh tahun terakhir menjadi sekitar 290.000 metrik ton (MT) untuk musim panen 2016/17. Hal ini disebabkan oleh kondisi pohon yang tua, tanah yang tidak subur, serangan hama dan penyakit, hingga harga yang fluktuatif serta perubahan iklim (curah hujan tinggi).
Mars mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1996 dengan pabrik pengolahan kakao pertama di Sulawesi. Operasional Mars kemudian diperluas pada tahun 2012 dengan kapasitas tahunan sebesar 24.000MT, dan saat ini telah memiliki lebih dari 300 karyawan. Mars merupakan salah satu pengagas Cocoa Sustainable Partnership (CSP) atau Kakao Yang Berkelanjutan pada tahun 2006, yaitu forum komunikasi bagi industri dan pemerintah, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan kakao di Indonesia.
Selain pabrik di Makassar, Mars juga telah mendirikan kantor pemasaran di Jakarta sejak tahun 2000 yang memasarkan beberapa merek terkemuka di dunia termasuk Snicker’s, Dove, Wrigley’s, Whiskas, Pedigree, dan Royal Canin.
About Post Author
Berita Lainnya
Frisian flag Ajak Octopus Kelola Sampah
WARTABUGAR - PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mempertegas komitmennya dalam mewujudkan Indonesia yang selaras dengan lingkungan melalui kerjasama dengan Octopus, platform...
Puluhan Monyet Dilepasliarkan Pertamina Geothermal Energy
WARTABUGAR - Untuk mendukung kelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, khususnya di Sulawesi Uta, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) ...
Catat Limbah di Sungai Citarum Bakal Dikelola
WARTABUGAR - Sungai Citarum yang terletak di provinsi Jawa Barat menjadi perhatian Australia. Ini terlihat lewat kerjasama antara Monash University,...
UOB Ajak Anak-anak Kurang Mampu Lepas Bayi Penyu Ke Laut
WARTABUGAR - UOB Indonesia mengajak kolega untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati laut kepada anak-anak kurang beruntung di Bali....
YAYASAN WINGS Dirikan Bank Sampah di Cakung
WARTABUGAR - Yayasan WINGS Peduli meresmikan sejumlah Bank Sampah di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur untuk mendukung pengelolaan sampah lokal dengan...
Godrej Galakkan Bank Sampah
WARTABUGAR - Godrej Indonesia, perusahaan penyedia perawatan rumah tangga terkemuka, seperti HIT, Stella, dan Mitu, berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan...