Read Time:1 Minute, 41 Second
etelah merampungkan pertemuan dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan dan Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro di Wisma Indonesia di Washington DC pekan lalu, Indonesian Diaspora Network Global (IDNG) dan Indonesian American Society of Academics (IASA), yang terdiri dari para profesor diaspora Indonesia di Amerika Serikat, sepakat untuk melaksanakan program terobosan telemedicine dan edukasi untuk Papua dan Papua Barat mulai Januari 2018.
Seperti dalam rilisnya (24/10/2017), program terobosan telemedicine akan menjadikan dua (2) rumah sakit di Papua sebagai pusat kegiatan telemedicine dan terhubung ke lima (5) puskesmas kabupaten sebagai working-model yang diarahkan ke 100 puskesmas garis depan. Mengandalkan kekuatan jaringan, telemedicine akan dilakukan secara interaktif ‘real time’ maupun sistem ‘store-forward’. Model awal ini nantinya dapat ditingkatkan guna mencakup lebih banyak daerah, termasuk di luar Papua dan Papua Barat.

Program terobosan edukasi terlebih dahulu akan menargetkan SMA berasrama di Jayapura, Merauke, dan Nabire guna mentransformasikannya menjadi power house penghasil lulusan berkualitas tinggi. Program ini akan diawali dengan perekrutan tenaga pendidik tambahan, rancangan kurikulum dan bahan ajar, pelatihan dan pendampingan, desain infrastruktur pembelajaran. 20 profesor diaspora akan diterjunkan bergantian sepanjang tahun 2018 untuk melakukan pendampingan dan pengarahan menggunakan dana mandiri diaspora sebesar USD 350,000 atau Rp. 4,7 miliar per tahun.

Hal ini merupakan sumbangan murni dari diaspora yang berasal dari para donatur dan sponsor. Kegiatan para profesor diaspora tersebut bersifat pengabdian semata dan mereka tidak akan diberikan gaji atau honor.

Presiden IDNG Herry Utomo dan Chairman Board of Directors of IDNG Edward Wanandi mengatakan bahwa program-program terobosan ini adalah tonggak sejarah sekaligus komitmen organisasi untuk terlibat langsung dalam mempercepat pembangunan di Indonesia, khususnya di Papua dan Papua Barat. “Kegiatan para profesor diaspora tersebut bersifat pengabdian semata dan mereka tidak akan diberikan gaji atau honor,” ujarnya.

Menteri Bambang Brojonegoro berharap bahwa kedua program terobosan ini merupakan awal dari keikutsertaan diaspora dalam memacu pembangunan Indonesia. Menko Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa kontribusi diaspora di luar negeri amat penting untuk kemajuan Indonesia. Keahlian dan penguasaan teknologi yang didapatkan dari negara-negara maju bisa dimanfaatkan dalam pembangunan Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

About Post Author

Masyarakat Diaspora Indonesia Bhakti Sosial di Manila Previous post Masyarakat Diaspora Indonesia Bhakti Sosial di Manila
Apartemen Khusus Wanita Tersedia di Depok Next post Apartemen Khusus Wanita Tersedia di Depok