Read Time:2 Minute, 0 Second

Berdasarkan hasil riset We Are Social yang dipublikasikan pada bulan Januari 2017, Indonesia disebutkan sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna internet terbesar di dunia. Pada tahun 2016 ada 88.1 juta pengguna, dan di tahun 2017 menjadi 132.7 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, 106 juta pengguna internet di Indonesia aktif bersosial media.

Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet ini tidak semua memberi manfaat positif, ada juga dampak negatif, salah satunya adalah dengan maraknya penyebaran informasi palsu atau yang lebih dikenal sebagai informasi hoax. Kepedulian terhadap eskalasi penyebaran hoax ini mendasari SO TANGO, produk makanan ringan baru keluaran OT Group, menjalankan kampanye “Enaknya Gak Hoax”.

Dalam rilisnya, kampanye ini melakukan edukasi kepada generasi muda Indonesia, khususnya pelajar, dengan harapan sebagai penerus masa depan bangsa mereka memahami dan menggunakan internet, khususnya media sosial, secara bijak dan bertanggung jawab.

Media sosial selain memiliki manfaat positif, juga memiliki dampak negatif. Media sosial dapat digunakan menyebarkan hal-hal negatif, seperti ujaran kebencian, berita bohong atau informasi-infomasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Informasi-informasi hoax dapat menimbulkan keresahan di masyarakat, memicu sikap permusuhan, yang berujung pada adu domba dan memecah belah masyarakat. Tentunya hal ini dapat mengganggu kelancaran program-program pembangunan yang sedang dijalankan oleh pemerintah” papar Alois Wisnuhardana, Head of Social Media Management Center, dari Kantor Staf Presiden Republik Indonesia pada acara peluncuran kampanye SO TANGO “Enaknya Gak Hoax”, di SMKN 19, Jakarta (20/09). “Media sosial seharusnya dikembangkan ke arah produktif dan mendorong kreativitas dan inovasi” tambah Wisnu.

Generasi muda, khususnya pelajar, sangat rentan menjadi pelaku penyebaran hoax. Beberapa pelaku penyebaran hoax yang berhasil diungkap oleh aparat kepolisian ternyata masih berstatus pelajar. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan, karena masa depan bangsa ada di tangan generasi muda.

Kepedulian untuk menghasilkan generasi muda yang bersikap positif dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial yang mendasari SO TANGO menjalankan kampanye anti hoax dengan tema “Enaknya Gak Hoax”. “Menurut Kementrian Kominfo, di akhir tahun 2016 ada 800.000 situs yang terindikasi menyebarkan hoax dan ujaran kebencian.

Hoax banyak disebar terutama melalui media sosial. Dan berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18% pengguna media sosial berusia 13-17 tahun, yang merupakan usia pelajar. “Jadi SO TANGO merasa perlu mendukung pemerintah mengatasi persoalan hoax dengan membantu memberikan pemahaman kepada para pelajar tentang penggunaan media sosial secara positif dan bertanggung jawab sehingga penyebaran hoax dapat diminimalisir,” ungkap Harianus I Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

About Post Author

RS Mitra Keluarga Kalideres Mengklaim Sudah Menangani Debora Secara Maksimal Previous post RS Mitra Keluarga Kalideres Mengklaim Sudah Menangani Debora Secara Maksimal
12 Mahasiswa Indonesia Dapat Penghargaan dari SCG Next post 12 Mahasiswa Indonesia Dapat Penghargaan dari SCG