Upaya meningkatkan kemampuan para dokter ahli endoskopi, Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) menggelar workshop atau course endoskopi. Workshop atau course ini merupakan bagian dari kalender acara outreach the Asia Pacific Society for Digestive Endoscopy (APSDE) tahunan yang kali ini diadakan di Jakarta. Sebanyak 40 dokter endoskopi diundang untuk memperdalam ilmunya.
Menurut Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD KGEH, Ketua Umum PEGI, course yang berlangsung selama 5 hari (11-15 September 2017), juga akan menghadirkan beberapa ahli endoskopi dari luar negeri, antara lain Prof Seigo Kitano, MD, President APSDE, dan Prof Hisao Tajiri, MD, President Japanese Gastroenterological Endoscopy Society. Keduanya dari Jepang.
Selain itu juga ada dua ahli endoskopi dari Jepang yang memberikan kuliah tamu, yaitu Prof. Kazuhisa Okamoto, MD, Prof Mitsuhiro Kidadari dari Fakultas Kedokteran Universitas Kitasato, dan Prof. Eiji Umegaki, MD, dari Departemen Gastroenterologi, Kobe University School of Medicine. Di situ, Okamoto dan Umegaki akan tampil dalam sesi hands-on di hari pertama.
Menurut Ari, tim ahli dari Jepang itu akan mengajari para dokter spesialis penyakit dalam dalam sesi hands on dengan cara yang benar. Diharapkan dengan pelatihan selama 5 hari (11-15 September 2017) para dokter spesialis penyakit dalam yang terlibat dalam sesi pelatihan ini mampu melakukan tindakan endoskopi tingkat lanjut (advanced endoscopy).
Ari mengatakan untuk kawasan Asia, Vietnam dan Indonesia mendapatkan kesempatan pelatihan langsung (hands on) dari para ahli endoskopi saluran cerna dari Jepang. “Untuk pelatihan di Jakarta dipimpin oleh tim dari Kobe University School of Medicine,” ujarnya kepada wartawan dalam jumpa pers yang digelar di Ruang Kuliah Penyakit Dalam, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (11/9/2017).
Tentu saja course itu diselenggarakan dengan memberikan manfaat kepada peserta. “Course tersebut diselenggarakan dengan tujuan agar para peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan endoskopi, sehingga dapat menegakkan diagnosa secara lebih akurat,” ujarnya dalam jumpa pers tersebut.
Dengan demikian pula ini akan membawa implikasi terhadap pasien. Ini karena dokter yang ikut di acara itu berasal dari berbagai daerah. Dokter akan menerapkan ilmu yang baru didapatnya itu dalam memeriksa pasien di berbagai daerah. “Sehingga terjadi pemerataan pelayanan kesehatan. Pasien tak perlu ke Jakarta untuk memeriksakan penyakit sistem pencernaannya,” imbuh Ari Fahrial Syam.
About Post Author
Berita Lainnya
Kenali Gejala Demensia
WARTABUGAR - Pada tahun 2050, diperkirakan ada 4 juta Orang Dengan Demensia di Indonesia. Alzheimer's Indonesia (ALZI) dan Alzheimer's Disease...
Perhatikan, Ini Penyebab Anak Susah Makan
WARTABUGAR - Belakangan ini kita melihat banyak anak yang mengalami kesulitan makan. Tidak mau ketika diajak makan. Prof. dr. Badriul...
Kendalikan Stres Dengan Cara Ini
WARTABUGAR - Setiap tahunnya, jumlah penderita masalah kesehatan mental di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dalam hasil...
Untuk Meningkatkan Penggunaan Kontrasepsi, Kampanye #AyoPasangIUD Diluncurkan
OBATDIGITAL - Menindaklanjuti pesan Presiden Jokowi pada Hari Keluarga Nasional tahun 2022 lalu untuk menjaga jarak antar kelahiran minimal tiga...
Peran Dokter Penting Dalam Pencegahan Resistensi Antimikroba
OBATDIGITAL - Resistensi antimikroba merupakan isu kesehatan paling penting bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah organisasi kesehatan di bawah naungan...
Ini Tips Untuk Mengelola Stres
WARTABUGAR - Dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan menuntut saat ini, depresi menjadi masalah serius yang dihadapi semua pekerja,...