Read Time:2 Minute, 1 Second

Untuk melangsingkan tubuh, penderita obesitas banyak melakukan berbagai cara. Salahs atunya bedah bariatrik, yaitu memotong lambungm hingga ukurannya lebih kecil, atau proses pencernaan tidak melewati lambung, melainkan langsung ke usus.

Namun untuk melakukannya perlu kehati-hatian. Dr. Handy Wing, Sp.B,FBMS, FINACS, FICS, Dokter spesialis bedah dari RS OMNI Alam Sutera, Tangerang, mengatakan bahwa saat ini operasi bariatrik dipandang sebagai terapi yang paling efektif mengatasi obesitas dengan efek bonustambahan mengontrol penyakit diabetes.

Bedah bariatrik juga memiliki efek ikutan yaitu dapat mengatasi penyakit dan komplikasi lain seperti penyakit jantung, kolesterol, gangguan napas, resiko stroke, asam urat dan masalah nyeri sendi, pinggang dan lutut yang diakibatkan oleh berat badan berlebih.Namun metode ini belumpopuler di Indonesia dan belum banyak diketahui oleh pasien penyandang obesitas,” katanya dalam jumpa pers di RS Omni Hospital, Alam Sutera, Tangerang (2/5/2017).

Metode bedah bariatrik dilakukan dengan teknik laparoskopi/minimal invasif yaitu operasi dilakukan melalui lubang sayatan kecil berukuran 1cm sebanyak 3-4 buah. Keuntungannya adalah rasa nyeri sangat berkurang danbekas luka sayatan sangat kecilsehingga secara kosmetik bekas operasi hampir tidak terlihat.

Perubahan bentuk lambung/usus, berkurangnya asupan dan penyerapan makanan sertapeningkatan hormon inkretinmenyebabkan gula darah menjadi terkontrol pasca operasi. Setelah operasi,tubuh pasien akan memberirespons positif dan efisien dalam mengatur pola keseimbangan kadar gula darah,” kata Handy.

Namun tidak semua obesitas boleh menjalani terapi ini. Adapun kriteria pasien untuk melakukan operasi penurunan berat badan adalah dengan memakai tolak ukur: Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 35. IMT lebih dari 35 mengindikasikan kelebihan 45 kg diatas berat badan ideal untuk pria atau kelebihan 36 kg diatas berat badan ideal untuk wanita.Seseorang dengan IMT lebih dari 35 apalagi disertai berbagai masalah kesehatan terkait seperti diabetes, lanjut Handy, tekanan darah tinggi, gangguan nafas dan penyakit kardiovaskuler merupakan kandidat ideal untuk operasi ini.

Kandidat ideal yang lain adalah pasien di bawah 60 tahun, dengan kondisi belum terlalu lama menderita diabetes serta memiliki fungsi pankreas yang cukup baik. “Adapun pasien dengan gula darah yangmasih stabil serta terkontrol dengan obat-obatan, bukanlah kandidat untuk memilih dan menjalani metode operasi bariatrik,” sambung Handy dalam rilisnya.

Salah satu teknik operasi bariatrik yang paling popular adalah Sleeve Gastrectomy. Operasi ini mengecilkan ukuran lambung hingga hanya tinggal 1/3 ukuran aslinya. Ukuran lambung yang kecil ini membatasi porsi makan. Akibatnya setelah operasi pasien akan merasa cepat kenyang dan rasa lapar berkurang akibat menurunnya hormon Ghrelin. Setelah operasi, sisa lambung yang ada tetap mempertahankan fungsi normal proses pencernaan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Koalisi Kanker Serviks Diluncurkan Previous post Koalisi Kanker Serviks Diluncurkan
Putra Sampoerna Gandeng HSBC Kembangkan Lembaga Keuangan Mikro Next post Putra Sampoerna Gandeng HSBC Kembangkan Lembaga Keuangan Mikro