Moaza Al Matrooshi cukup gembira. Di usia 24 tahun, ia sudah mempunyai anak. Padahal ovariumnya sempat dibekukan. Mengapa bisa?
Wanita asal Abu Dhabi itu melahirkan, setelah dokter kandungan setempat berhasil menempatkan kembali ovarium beku ke tubuhnya. Ovarium itu diangkat ketika masih remaja. Tujuannya untuk menyelamatkan indung telur dari efek kemoterapi.
Lalu ia menikah dan berhasil punya anak. “Ini adalah langkah besar ke depan. Kita tahu bahwa transplantasi jaringan ovarium bekerja untuk wanita yang lebih tua. Tapi kami tidak pernah tahu apakah kami bisa mengambil jaringan dari anak, beku itu dan membuatnya bekerja lagi,” kata Dokter Sara Mattews.
Dalam situs bbc.com (14/12/2016), Moaza menderita talasemia beta, salah satu jenis penyakit darah lantaran kelainan genetik. Terapi satu-satunya adalah transplantasi sumsum tulang. Namun sebelum dicangkokkan, pasien harus dikemoterapi lebih dulu. Masalahnya kemoterapi bisa merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel ovarium.
Nah dokter tak ingin Moaza mandul setelah dikemoterapi. Maka, sebelumnya, ovarium diangkat dulu dan dibekukan dalam tempo beberapa lama. Moaza bersedia. Nah, pada usia 9 tahun, ovariumnya dikeluarkan dan dibekukan dengan metode cryo-preservation dengan suhu -196 derajat Celcius. Operasi berlangsung di Leeds, Inggris.
Setelah menjalani transplantasi, ovariumnya kembali dipasang di tubuhnya. Di situ dokter gagal menanamkan ovarium kirinya, sehingga yang tinggal cuma ovarium kanan. Tapi tim dokter melihat hormon seks wanita itu tumbuh normal dan subur.
Moaza lalu menikah dengan warga Arab juga Ahmed. Ia memilih cara bayi tabung untuk mendapatkan anak. Dari hasil pemeriksaan, ternyata ada 8 sel telur yang dihasilkan ovarium Moaza tadi.
Setelah terjadi pembuahan, terbentuk 3 embrio, tetapi hanya 2 embrio yang dimasukkan ke dalam rahim Moaza awal tahun ini. “Saya tidak berhenti berharap dan sekarang saya punya bayi ini – itu adalah perasaan yang sempurna,” kata Moaza senang.
Ia juga mengucapkan terima kasih ibunya, yang ide itu untuk menyelamatkan jaringan ovarium anak perempuannya sehingga dia mungkin bisa memiliki keluarga di masa depan.
Mattews mengatakan cara ini u akan memberikan harapan bagi banyak gadis-gadis lain dan wanita muda yang berisiko kehilangan kesempatan ibu sebagai akibat dari pengobatan untuk kanker, darah atau gangguan kekebalan tubuh.
About Post Author
Berita Lainnya
Lebih Dari Separo Pemilih Kawatir Hak Suaranya Disalahgunakan
WARTABUGAR - Praxis sebagai agensi public relations (PR) dan public affairs (PA) kembali menggelar survei independen kedua yang bertujuan untuk...
Jangan Main-main, PPATK Pantau Aktivitas Dana Judi Online
WARTABUGAR - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus memantau aliran dana yang diduga terkait dengan transaksi judi, baik...
Junta Militer Myanmar Dilarang Hadir KTT ASEAN
Negara-negara Asia Tenggara akan mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar ke pertemuan puncak ASEAM di Brunei, tetapi melarang pimpinan junta militer Myanmar tak boleh hadir.
Ini Ruang Ramah Buat Anak-anak di Hardiknas 2021
Dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional / Hardiknas, Save the Children Indonesia menyelenggarakan Dialog Anak bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknolog. Dialog ini bertujuan untuk memberikan ruang yang ramah dan aman bagi anak untuk menyuarakan pengalaman, tantangan selama pembelajaran jarak jauh serta risiko yang dihadapi anak – anak dan harapan anak terhadap pendidikan di Indonesia.
PPATK dan KY Lakukan Kerjasama Di Bidang Pengawasan Hakim, dan Calon Hakim Agung
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae menerima kunjungan kerja Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata. Untuk melanjutkan kerjasama di bidang pengawasan hakim, dan calon hakim agung.
Tak Cuma Pelajar Atau Mahasiswa, Pintek Juga Edukasi Lembaga Pelatihan Kerja
Pintek memberikan solusi permodalan untuk kebutuhan peningkatan fasilitas Lembaga Pelatihan Kerja untuk meningkatkan kemampuan kerja dan memberikan kemudahan pendanaan.